Bos Telkom Ungkap Dampak Satelit HTS Telkomsat, Sumber Pendapatan Baru

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 14 Januari 2024 | 08:47 WIB
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Ririek Adriansyah mengungkapkan rencana dan dampak dari kehadiran satelit HTS perusahaan yang direncanakan meluncur pada Februari 2024. 

Telkom dan para pemangku kepentingan belum memutuskan nama satelit yang akan mengorbit di 113 bujur timur tersebut. Namun, dipastikan satelit tersebut dapat membantu menghadirkan layanan internet yang lebih merata di Indonesia. 

Dia menjelaskan bagi masyarakat satelit HTS ini dapat membantu menambah cakupan akses internet karena satelit ini memang didesain khusus untuk broadband meskipun kapasitas tidak sangat besar karena disesuaikan dengan ketersediaan bandwidth spektrum yang ada.

“Bagi Telkom dan Telkomsat maka diharapkan ini menjadi salah satu sumber pertumbuhan usaha yang baru melengkapi satelit yang sudah ada. Untuk Telkomsat ini juga merupakan satelit broadband pertama mereka,” kata Ririek kepada Bisnis, Minggu (14/1/2024). 

Sekadar informasi, perusahaan intelijen teknologi global, ABI Research, memproyeksikan jumlah pengguna Komunikasi Satelit (SatCom) di kawasan Asia Tenggara berpotensi melampaui 1,8 juta pengguna dan menghasilkan pendapatan layanan lebih dari US$2,1 miliar atau Rp32,6 triliun pada 2028. 

Angka-angka menjanjikan ini menggarisbawahi makin besarnya pengakuan atas nilai internet satelit dalam mengatasi tantangan konektivitas di seluruh Asia Tenggara. 

Selain itu, dengan mengorbitnya satelit HTS milik Telkom, Indonesia artinya bakal memiliki 7 satelit Geostationary Orbit (GSO) aktif. Satelit Telkom akan bergabung dengan satelit-satelit lainnya yang saat ini masih beroperasi seperti Satria-1, Indostar 2, Merah Putih, Telkom 3S, Nusantara Satu, dan BriSat.

Dari 6 GSO tersebut, hanya satelit Telkom terbaru dan Satria-1 yang dikhususkan untuk mendukung pemerataan akses internet di Indonesia. 

Satelit HTS dibawa dari Thales Alenia Space Prancis ke Florida, Amerika Serikat, untuk diluncurkan pada Februari 2024
Satelit HTS dibawa dari Thales Alenia Space Prancis ke Florida, Amerika Serikat, untuk diluncurkan pada Februari 2024

Adapun satelit HTS Telkom nantinya akan dioperasikan oleh PT Telkom Satelit Indonesia, penyedia layanan satelit hulu ke hilir dan berstandar internasional.

Dilansir dari laman resmi Telkomsat, pada Januari 2024 Telkomsat mengoperasikan sejumlah satelit dengan total kapasitas mencapai 250 Gbps. 

Saat ini, terdapat 3 satelit yang telah dioperasikan oleh Telkomsat yaitu Satelit Merah Putih (108 bujur timur/5,4 Gbps), Telkom 3S (118 bujur timur, 4,4 Gbps) dan MYSAT (142 bujur timur/0,5 Gbps). 

Telkomsat rencananya akan menambah 2 satelit lagi yaitu HTS Telkomsat-1 yang akan meluncur pada Februari tahun ini dan HTS Telkomsat-2 di 134 bujur timur dengan kapasitas 30 Gbps. Belum diketahui waktu peluncuran HTS Telkomsat-2. 

Selain itu, Telkomsat juga menjalin kemitraan dengan sejumlah pemain ternama. Telkomsat bekerja sama dalam pengopreasian satelit Apstar 5G di 138 bujur timur dengan kapasitas 3,5 Gbps dan Starlink NGSO dengan kapasitas 180 Gbps. 

Dengan satelit-satelit tersebut, Telkomsat melayani lebih dari 720.000 pelanggan, termasuk 6.000 pelanggan yang berada di global. Jaringan telekomunikasi satelit Telkomsat juga terhubung dengan lebih dari 32.000 nodes. 

Kemudian jaringan satelit Telkomsat juga telah digunakan oleh 1.604 base transceiver station (BTS) 4G di daerah remote. Telkomsat juga mendukung 4.125 internet acces di jaringan kiosk.  

Lebih lanjut, layanan VSAT Telkomsat sudah digunakan untuk membantu 13.708 titik fasilitas publik seperti pemerintahan, kesehatan dan lain sebagainya. Jaringan VSAT juga membantu operasional 11.464 titik mesin ATM yang sulit dijangkau dan 1.851 pengusaha di area yang tidak tersentuh internet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper