Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menilai pita frekuensi 700 MHz lebih matang untuk teknologi 4G. Ekosistem perangkat global lebih banyak menggunakan pita rendah tersebut untuk generasi keempat dibandingkan dengan generasai kelima (5G).
Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna mengatakan frekuensi 700 MHz hakikatnya dapat digunakan untuk 4G dan 5G. Frekuensi tersebut cocok untuk cakupan layanan karena daya jangkaunya yang luas.
Adapun jika merujuk pada kondisi di global, menurut Indra, frekuensi 700 MHz lebih matang untuk 5G.
“Kalau secara global memang kebanyakan untuk 4G karena bandwidth-nya juga cuma 2x45 jadi 90 MHz, dan bandwidth ideal untuk 5G adalah 100. Tetapi untuk coverage baik itu 4G atau 5G [700 MHz], jadi akan sangat membantu penetrasi jangkauan 5G,” kata Indra kepada Bisnis, dikutip Senin (8/1/2024).
Indra juga berpendapat bahwa teknologi 4G dan 5G ke depan akan saling melengkapi.
Sebelumnya, VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel Saki H. Bramono mengatakan perihal seleksi 700 MHz, sebaiknya regulator dapat memberikan kesempatan lelang kepada semua operator selular untuk bisa memperoleh tambahan frekuensi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
“Dengan perbedaan kebutuhan tersebut, maka ada kemungkinan pemenang menjadi lebih dari satu operator, sehingga Telkomsel berharap dari penambahan spektrum frekuensi ini, dapat menghadirkan serta meningkatkan layanan dengan kualitas yang optimal,” kata Saki.
Untuk diketahui, jumlan pemenang lelang akan berdampak pada alokasi spektrum yang didapat operator di pita 700 MHz.
Sebagai gambaran, jika nantinya pemenang pita frekuensi 700 MHz adalah 1 operator seluler, maka operator memiliki peluang untuk mengembangkan 5G yang lebih matang dengan 2x45 MHz untuk FDD atau 90 MHz untuk TDD. Tetapi, beban biaya yang ditanggung juga besar, seiring dengan besarnya pita yang mereka dapat.
Sementara itu, jika nantinya keluar tiga pemenang, maka kemungkinan masing-masing pemenang akan mendapat 2x15 MHz. Kurang ideal untuk 5G, tetapi ongkos yang ditanggung operator lebih terjangkau terlebih di tengah rasio pendapatan dan BHP telekomunikasi yang sudah tinggi menyentuh 12,2 persen.
Saki menambahkan Telkomsel siap mengikuti seluruh proses seleksi sesuai dengan ketentuan dan tahapan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku sebagai bentuk komitmen menjaga keberlangsungan bisnis, pengembangan inovasi, dan keberlanjutan dampak positif terknologi terhadap peningkatan kualitas hidup.
Keterlibatan Telkomsel dalam seleksi 700 MHz juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan spektrum frekuensi yang efisien dan optimal.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan proses perencanaan lelang spektrum 700 MHz dan 26 GHz masih cukup panjang. Meski demikian, ditargetkan lelang digelar secepatnya.
Direktur Penataan Sumber Daya Denny Setiawan menyebutkan prosesnya saat ini sudah masuk ke tahap konsultasi publik terkait Peraturan Menteri.
Namun, Denny mengatakan setelah PM ini jadi, Kemenkominfo masih harus menyusun PM terkait Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan melaporkan dalam sidang onferensi Komunikasi Radio Dunia (WRC) ke-48.
“Saya tidak bisa bilang kapan, saya usahakan secepatnya,” ujar Denny.