Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Internet of Things (Asioti) memprediksi terdapat 50 juta pengguna yang terhubung dengan jaringan 5G seluler pada 2024, seiring dengan perluasan jaringan yang dilakukan oleh operator seluler.
Ketua Umum ASIOTI Teguh Prasetya memperkirakan operator seluler akan terus memacu penggelaran jaringan 5G di area perkotaan dan area-area di dalam ruangan pada tahun ini.
“Semoga 2024 ini 5G segera terimplementasi dengan masif untuk densifikasi di area perkotaan dan indoor coverage,” ujar Teguh kepada Bisnis, Senin (1/1/2024).
Sebagai informasi, sebenarnya usecase dari 5G ada tiga macam, yakni enhanced mobile broadband (eMBB) dengan contoh penggunaan yakni pengiriman data yang lebih cepat.
Kemudian ada machine type communication (MTC) yang diimplementasikan dalam perangkat pintar (IoT). Lalu, low latency communications (URLLC) yang kerap digunakan dalam sistem mobil otomatis.
Kendati demikian, saat ini yang sudah digunakan di Indonesia, terkhusus kota-kota besar hanyalah usecase pertama, yakni eMBB.
Oleh karena itu, Teguh berharap agar usecase dari 5G ini bisa lebih banyak, paling tidak di sejumlah kota besar.
Selain itu, Teguh juga berharap pada tahun ini, private network berbasis jaringan 5G jadi makin banyak, terutama untuk kawasan industri, perusahaan tambang, minyak dan gas, pertanian, serta perkebunan.
Teguh pun mengatakan estimasi perangkat yang terhubung dengan jaringan 5G privat bisa mencapai 3-6 juta buah.
Lebih lanjut, untuk mendukung penerapan 5G, Teguh juga mengharapkan penggelaran fixed broadband access bisa makin banyak, terlebih di kota-kota satelit dan pedesaan.
Menurutnya, jika hal ini diterapkan, penggunaan fixed broadband berbasis 5G akan mencapai angka 30 juta rumah pada 2024.
Sebagai informasi, perusahaan teknologi Qualcomm menilai 5G dapat menyumbang PDB Indonesia sebesar Rp2,8 triliun atau 9,3% dari PDB Indonesia pada 2035, jika 5G sudah diadopsi sejak 2020.
Senior Director Government Affair Qualcomm Nies Purwati mengatakan kehadiran 5G juga dapat membuka sekitar 4,4 juta peluang pekerjaan baru.
“Namun, kalau kita tidak mulai-mulai, makin berkurang nilainya nih,” ujar Nies pada paparannya di acara Diskusi Publik bersama Bisnis Indonesia Intelligence Unit dan Asosiasi IoT Indonesia, Kamis (9/11/2023).