TikTok Tokopedia Geser Shopee, Laju Blibli Bukalapak Makin Sengit 2024

Annisa Kurniasari Saumi, Dwi Rachmawati
Sabtu, 30 Desember 2023 | 12:00 WIB
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peta persaingan e-commerce di Indonesia berubah setelah TikTok bergabung dengan Tokopedia. Posisi Shopee sebagai pemimpin pasar tergeser. Sementara itu e-commerce lokal tersisa, Blibli dan Bukalapak, menghadapi jalan yang makin berat ke depan. 

Diketahui nilai ekonomi digital Indonesia pada 2023 diramal mencapai US$82 miliar atau Rp1.292 triliun pada 2023 menurut laporan Google dan Bain& Company.

Dari jumlah tersebut, sekitar 75% atau sebesar US$62 miliar berasal dari e-commerce. Hanya saja, kue ekonomi digital tersebut harus diakuis lari ke asing. 

Pengusaha Arsjad Rasjid menilai langkah TikTok mengakusisi saham PT Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) membuat e-commerce lokal seperti Bukalapak, dan Blibli harus ekstra kerja keras untuk tetap dapat kompetitif pada 2024.  

Arsjad Rasjid menyebut, sebelum TikTok Shop ditutup oleh aturan pemerintah, platform asal China itu telah menguasai pangsa pasar e-commerce Indonesia sebesar 5%.

Data tersebut berdasarkan laporan Momentum Works pada 2022. Adapun Tokopedia menempati posisi kedua setelah Shopee dengan penguasaan pasar e-commerce sebesar 35%.

Sementara Shopee pada 2022 juga tercatat memimpin pasar e-commerce sebesar 36%, Lazada 10%,  Bukalapak 10%, dan Blibli 4%.

"Dengan bergabungnya Tokped dengan TikTok kini mereka menguasai sekitar 40% market share kemudian menggeser posisi Shopee dalam memimpin pasar ecommerce di Indonesia," ujar Arsjad dalam video unggahan di akun media sosial Instagram @arsjadrasjid, dikutip Jumat (29/12/2023).

Oleh karena itu, Arsjad menilai bergabungnya TikTok dengan Tokopedia menciptakan persaingan pasar yang makin ketat di antara pemain e-commerce.

"Pemain e-commerce lokal harus bekerja ekstra keras untuk mengejar TikTok-Tokopedia, dan Shopee, " tutur Arsjad yang saat ini menjadi Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon Ganjar-Mahfud.

Sebelumnya, Ketua Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai masuknya TikTok ke Tokopedia telah menghilangkan e-commerce lokal yang kuat untuk bersaing dengan pemain asing. 

Masih merujuk pada laporan Momentum Works, pangsa pasar TikTok Asia Tenggara pada 2023 diprediksi mencapai 13,9%, padahal proyeksi sebelumnya hanya sekitar 13,2%.

Sementara itu e-commerce Tokopedia mengalami kenaikan proyeksi pangsa pasar dari angka 13,9%, menjadi 14,2%. Shopee mengalami turun 60 basis poin, dari semula 46,5% dan kini 45,9%. Kemudian ada pula Lazada yang sebelumnya ada di angka 17,7% dan kini 17,5%.

Lalu, ada pula sejumlah e-commerce lainnya seperti Amazon, Bukalapak, dan lain-lain yang juga diproyeksikan turun dari 8,7% menjadi 8,6%.

Dengan akuisisi yang dilakukan TikTok kepada Tokopedia, maka pangsa pasar TikTok di Indonesia kemungkinan menjadi 28,1%. Artinya sekitar 74% pasar e-commerce Indonesia, didominasi oleh TikTok dan Shopee, e-commerce asal China dan Singapura. 

“Sudah tidak ada lagi sekarang e-commerce lokal untuk bersaing dengan global. Ekonomi digital lari ke asing,” kata Tesar. 

Strategi Blibli Bukalapak

Adapun Emiten teknologi entitas Grup Djarum PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli melakukan sejumlah strategi untuk mengerek pertumbuhan kinerja sepanjang 2023.

Blbli melakukan optimalisasi pada bauran total processing value (TPV), sehingga BELI bisa menghasilkan gross profit yang lebih baik. 

Sementara itu, dalam hal efisiensi biaya, dia menyebut BELI telah melakukan perbaikan di produktivitas baik dalam biaya tetap maupun variable cost.

 BELI menggunakan dan mengoptimalkan kekuatan ekosistem BELI, di mana Blibli dapat berinteraksi dengan multiple category, dan juga memiliki portofolio produk yang cukup lengkap.

Sebagai informasi, Blibli mencatatkan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) sebesar 34 persen pada kuartal II/2023 yoy menjadi Rp18,86 triliun, dan sebesar 52 persen pada semester I/2023 yoy menjadi Rp37,77 triliun, terutamanya didorong oleh peningkatan kinerja di segmen Ritel 3P dan Institusi.

Blibli juga mencatat pendapatan neto konsolidasi tumbuh sebesar 11 persen pada kuartal II/2023 yoy menjadi Rp3,94 triliun, dan sebesar 16 persen pada I/2023 yoy menjadi Rp7,77 triliun. 

Hal ini menghasilkan marjin laba bruto konsolidasi yang lebih tinggi secara signifikan menjadi 15,5 persen pada kuartal II/2023 dan 15,3 persen pada semester I/2023, meningkat masing-masing sebesar 810 bps dan 690 bps secara yoy.

Adapun PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan pendapatan Rp3,3 triliun dan rugi bersih Rp776 miliar hingga kuartal III/2023. 

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan pihaknya senang dengan hasil kuartal ketiga tahun 2023 ini, terutama terhadap peningkatan margin kontribusi yang hampir enam kali lipat.

Menurut Teddy bisnis marketplace dan operasional online to offline (O2O) terus memberikan hasil yang baik di semua app dan platform, BUKA masih di dalam jalur yang tepat menuju target mencapai profitabilitas di kuartal-kuartal selanjutnya. Hal tersebut setelah BUKA meraih perbaikan EBITDA yang disesuaikan selama tujuh kuartal berturut-turut. 

"Setelah hal itu tercapai, kami dapat berfokus untuk secara konsisten tumbuh menuju profitabilitas pada 2024 dan 2025," kata Teddy dalam keterangan resminya, Jumat (27/10/2023). 

Menurut Teddy, BUKA tetap mengacu pada proyeksinya untuk mencapai keuntungan pada akhir 2023 dengan basis EBITDA yang disesuaikan. Dia melanjutkan, BUKA terus menunjukan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan menuju keuntungan yang berkelanjutan. 

Sejalan dengan bisnis BUKA yang akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang, fokus BUKA adalah menumbuhkan bisnis-bisnis dengan take rate yang lebih tinggi serta mendorong efisiensi operasional, sehingga momentum pertumbuhan jangka panjang terus berlanjut. 

Pada kuartal III/2023, lanjutnya, Bukalapak berhasil meningkatkan take rate sebesar 64 basis poin menjadi 2,82% dari 2,17% pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh peningkatan dalam penyediaan dan efisiensi rantai pasokan.

Teddy melihat terdapat potensi untuk BUKA meningkatkan take rate karena manfaat dari berbagai produk dengan take rate yang lebih tinggi dapat dirasakan di seluruh platform di masa mendatang. 

Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan Bukalapak atau BUKA mencapai minus Rp95 miliar pada kuartal III/2023, meningkat 71% dari tahun sebelumnya. 

Angka tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 18% dari proyeksi rata-rata awal yang diberikan bersamaan dengan hasil kinerja tahun 2022, di mana diproyeksikan adjusted EBITDA loss sebesar Rp100 miliar hingga Rp125 miliar untuk kuartal III/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper