Kelemahan Starlink Indonesia, Sinyal Lemah di Wilayah Ramai Penghalang

Rika Anggraeni
Senin, 20 Mei 2024 | 10:27 WIB
Pengguna mengakses layanan Starlink dari Hutan Amazon, Brazil/dok. akun X Starlink
Pengguna mengakses layanan Starlink dari Hutan Amazon, Brazil/dok. akun X Starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Satelit internet milik Elon Musk, Starlink resmi beroperasi di Indonesia. Berikut kekurangan dan kelebihan dari Starlink.

Perlu diketahui, Elon Musk yang merupakan CEO dan Pendiri SpaceX telah menandatangani kerja sama peresmian Starlink di Puskesmas Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali pada Minggu (19/5/2024). 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyampaikan bahwa masuknya Starlink ke Indonesia juga harus memiliki jaringan pusat operasi atau network operation center (NOC) untuk menjamin keamanan data masyarakat. Ketentuan ini sebagaimana tercantum dalam UU Perlindungan Data Pribadi.

Dengan resmi beroperasi satelit milik Elon Musk di Indonesia, berikut adalah kelebihan dan kekurangan Starlink milik Elon Musk, dilansir dari Profolus, Senin (20/5/2024).

Kelemahan Starlink

1. Gangguan Karena Penghalang

Salah satu kekurangan Starlink adalah terminal harus ditempatkan di area yang diarahkan langsung ke langit tanpa penghalang. Artinya, Starlink tidak dapat ditempatkan dekat pepohonan atau struktur tinggi seperti rumah dan bangunan tinggi di perkotaan.

2. Lebih Mahal

Di Indonesia, sebelum menikmati layanan Starlink, maka pengguna harus terlebih dahulu membeli perangkat keras Starlink yang dibanderol Rp7,8 juta per unit. Namun, harga perangkat keras ini turun menjadi Rp4,68 juta yang berlaku hingga 10 Juni 2024.

Layanan internet Starlink tersedia dalam tiga paket layanan dengan harga bervariasi.

Untuk paket residensial, harga layanan standar Starlink dibanderol Rp750.000 per bulan dengan kuota tanpa batas. Lalu, ada paket jelajah internet berkecepatan tinggi dipatok Rp990.000 per bulan (mobile regional) dan Rp4,34 juta per bulan (prioritas mobile 50 GB).

Starlink juga tersedia untuk internet berkecepatan tinggi di perairan a mulai dari Rp4,34 juta per bulan dengan biaya perangkat keras senilai Rp43,73 juta.

Dengan paket layanan ini, Starlink diklaim memiliki kecepatan unduhan 40–220+ Mbps, unggahan 8-25+ Mbps, dan latensi kurang dari 99 Mdtk.

Namun perlu diingat, harga layanan tersebut belum termasuk harga pengiriman dan penanganan senilai Rp345.000.

Kelebihan Starlink

1. Latensi Rendah dan Lebar Pita Tinggi

Starlink menggunakan dan mengerahkan satelit komunikasi kecil di orbit bumi rendah (LEO). Artinya, Starlink memiliki latensi lebih rendah dibandingkan dengan satelit orbit geostasioner (GEO) karena ditempatkan pada ketinggian yang lebih rendah.

Latensi sendiri merupakan waktu yang dibutuhkan untuk data yang dibawa oleh radiasi elektromagnetik untuk melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain. Satelit GEO memiliki latensi sekitar 477 milidetik (Mdtk), sedangkan satelit LEO memiliki kurang dari 27 milidetik (Mdtk).

Selain itu, satelit LEO mengirimkan data menggunakan pita frekuensi tinggi dalam bawah-band K dengan frekuensi spesifik yang berkisar dari 12 GHz hingga 18 GHz dan Ka band dengan frekuensi di atas 24 GHz. Frekuensi-frekuensi ini berada dalam wilayah gelombang radio dan mikro dari spektrum elektromagnetik.

Frekuensi yang lebih tinggi dan panjang gelombang yang lebih pendek menandakan kualitas transmisi data yang lebih baik atau lebih spesifiknya, lebar pita yang lebih besar, latensi yang lebih rendah, dan kecepatan transmisi yang lebih cepat.

2. Kecepatan Tinggi

Kecepatan transmisi data awal Starlink adalah 100Mbps ke bawah dan 20Mbps ke atas, tetapi SpaceX memiliki tujuan jangka panjang untuk mencapai dan menyediakan kecepatan transmisi data 1Gbps ke bawah.

Data yang dikumpulkan dan disajikan oleh Ookla menunjukkan bahwa Starlink mencapai lebih dari 100Mbps kecepatan unduhan di 15 negara selama kuartal IV/2021.

Kecepatan unduhan di bawah 20Mbps saat ini tidak mencukupi. Kecepatan transmisi data yang dijanjikan dan kemungkinan untuk kecepatan yang lebih cepat memungkinkan aplikasi broadband generasi sekarang dan mendatang.

3. Kit Mudah Diatur

Konselasi internet satelit Starlink tidak terhubung langsung ke handset, melainkan melalui terminal berukuran kotak persegi 12 inci yang dapat dipasang di permukaan datar seperti di tanah atau atap rumah. Terminal ini memiliki antena yang mampu melacak posisi satelit LEO tertentu dan merupakan bagian dari kit yang mencakup kabel 100 kaki untuk menghubungkan ke router Wi-Fi.

Caranya, dengan meletakkan terminal di lokasi yang ideal dan letakkan router Wi-Fi di dalam rumah. Proses ini dapat memakan waktu kurang dari 30 menit. Terminal memerlukan beberapa menit untuk mengonfigurasi karena mengunduh jadwal satelit untuk menjaga penyesuaian.

4. Diakses di Daerah Terpencil

Kelebihan lain dari Starlink adalah tidak perlu ada stasiun basis terdekat seperti jaringan nirkabel atau seluler atau barisan panjang kabel yang berjalan melalui jalur transmisi bawah tanah atau di atas tanah.

Terminal ini pada dasarnya nirkabel seperti handset seperti smartphone atau router nirkabel. Namun, tidak bergantung pada stasiun basis terdekat.

Starlink juga memungkinkan penyediaan layanan internet ke daerah terpencil. Bahkan, Starlink dapat berfungsi ketika jalur telekomunikasi terputus atau ada gangguan jaringan yang memengaruhi stasiun basis terdekat.

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper