Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan TikTok sudah mengumumkan kolaborasi antara TikTok dan Tokopedia. Dalam kerja sama ini, TikTok siap berinvestasi di Tokopedia senilai lebih dari US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 23 triliun.
Menurut pernyataan resmi keduanya di awal Desember 2023, tujuan investasi tersebut adalah untuk mendorong ekonomi digital melalui pengembangan e-commerce tersebut.
Secara skema, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, di mana TikTok akan memiliki pengendalian atas Tokopedia. Sedangkan fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh Tokopedia.
CEO GoTo Patrick Walujo mengatakan kolaborasi ini akan melahirkan juara e-commerce Indonesia, dengan mengombinasikan kekuatan lokal Tokopedia dengan jangkauan pasar yang masif dan kecanggihan teknologi TikTok.
“Kami berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM lokal dan mempromosikan produk-produk buatan Indonesia. Bisnis GoTo kini memiliki fondasi yang lebih kuat dan kami berharap kemitraan dengan Tiktok akan membawa banyak manfaat tidak hanya bagi bisnis e-commerce, namun juga bagi layanan on-demand dan bisnis fintech kami," jelas Patrick, dalam keterangan yang disampaikan, dikutip Kamis ini (28/12/2023).
Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2024 dan dibantu oleh Goldman Sachs sebagai penasihat keuangan untuk Grup GoTo.
Bagaimana fakta kontribusi kedua perusahaan bagi ekonomi Indonesia? Berikut rangkuman yang dikumpulkan Tim Redaksi Bisnis.
TikTok
Kontribusi TikTok pernah disampaikan dalam pertemuan antara Chief Executive Officer (CEO) TikTok Shou Zi Chew dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Jakarta, 14 Juni 2023, sebelum deal TikTok-Tokopedia. Saat itu Mendag mengatakan TikTok berperan besar terhadap ekosistem UMKM Indonesia, khususnya dalam mempercepat proses digitalisasi.
“Tidak hanya menjadi platform hiburan, TikTok juga berpengaruh besar terhadap ekosistem UMKM Indonesia. Kami senang, perkembangan digital seperti TikTok mempermudah pertemuan antara pembeli dengan produsen,” kata Mendag, dikutip dalam situs resmi Kemendag.
Keberadaan platform digital membuat produsen dan pembeli terhubung secara langsung, sehingga memotong peran rantai distribusi.