BTS Terbang Punya Kelemahan, Mitratel (MTEL) Cs Bisa Tenang?

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 29 Desember 2023 | 14:26 WIB
Ilustrasi HAPS yang dikembangkan Softbank/dok.website softbank
Ilustrasi HAPS yang dikembangkan Softbank/dok.website softbank
Bagikan

Dalam Kajian Kominfo

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mengkaji dampak wahana dirgantara High Altitude Platform Station (HAPS) atau yang disebut juga sebagai base transceiver station (BTS) terbang terhadap bisnis menara telekomunikasi di Indonesia. 

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Usman Kansong mengatakan salah satu yang jadi pertimbangan utama adalah keefektifan dalam mengatasi persoalan geografis di Indonesia.

“Masih harus kita kaji lagi ya, sejauh mana efektivitasnya [HAPS] dalam mengatasi persoalan geografis di Indonesia yang cukup menantang dan luas,” ujar Usman.

Sekadar informasi, wilayah Indonesia yang terjal menjadi salah satu tantangan dalam penggelaran menara telekomunikasi. Sulit bagi perusahaan telekomunikasi untuk menjangkau wilayah pegunungan dan lain sebagainya. 

Adapun hingga kuartal III/2023 kinerja emiten menara telekomunikasi cukup cemerlang. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mencetak pendapatan senilai Rp4,95 triliun sepanjang 9 bulan 2023.

Pendapatan ini naik 0,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun. Pendapatan TBIG ini dikontribusikan dari pendapatan sewa dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) senilai Rp1,69 triliun.

Emiten menara Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menargetkan pendapatan senilai Rp11,5 triliun sepanjang tahun 2023. 

Dalam materi paparan publiknya, TOWR menuturkan menargetkan revenue sebesar Rp11,5 triliun, dengan target EBITDA Rp9,8 triliun sepanjang tahun 2023. 

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,43 triliun hingga kuartal III/2023.

Bisnis mencoba menghubungi Direktur Tower Bersama Yusma Santoso, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari dan VP Legal Corporate Secretary Mitraltel Mulyanto, mengenai dampak HAPS terhadap bisnis menara. Ketiganya enggan memberi jawaban secara konkret. 

Usman melanjutkan, Kemenkominfo juga mengkaji dampak HAPS terhadap pesawat terbang. Saat ini, pesawat terbang lokal terbang di ketinggian 400 kaki atau sekitar 12-14 kilometer di atas permukaan laut.

Sementara BTS terbang akan berada di ketinggian 18 hingga 25 kilometer di atas permukaan laut. Oleh karena itu, Usman mengatakan BTS terbang ini jangan sampai mengganggu penerbangan lokal.

Selain itu, lanjut Usman, hal lainnya yang jadi pertimbangan adalah spektrum yang akan digunakan oleh BTS terbang. Menurut Usman, Kemenkominfo masih belum mengetahui jika spektrum yang akan dipakai oleh BTS terbang perlu dikosongkan terlebih dahulu atau tidak.

“Perlu kita kaji. Seperti apa, begitu kan. Apakah bisa kita replace, ya kita gantikan dan seterusnya. Jadi masih butuh waktu lah ya untuk mengkaji ini,” ujar Usman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper