Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BaktI) memasang target realistis perihal utilisasi Palapa Ring Tengah dan Timur pada 2023. Terdapat sejumlah tantangan yang membuat utilisasi di kedua proyek tersebut kurang maksimal.
Direktur Utama Bakti Fadhilah Mathar menargetkan utilisasi Palapa Ring Tengah sebesar 225 Gbps atau sekitar 37,5% dari total kapasitas terpasang yaitu 600 Gbps di seluruh proyek Palapa Ring Tengah hingga akhir 2023.
Kemudian untuk Palapa Ring Timur capaian utilisasi sebesar 280 Gbps atau sekitar 35% dari total kapasitas terpasang yaitu 800 Gbps di seluruh proyek Palapa Ring Timur.
Fadhilah mengatakan dalam mendorong utilisasi Palapa Ring, Bakti menghadapi sejumlah tantangan diantaranya yaitu sulitnya calon pelanggan dalam mendapatkan Interkoneksi, terutama di Palapa Ring Paket Tengah dan Paket Timur.
“Mengingat Palapa Ring merupakan jaringan backbone yang tersebar di beberapa proyek, calon pelanggan memerlukan adanya keterhubungan/Interkoneksi ke jaringan pihak lain yang dapat menyalurkan trafik pelanggan secara end-to-end,” kata Fadhilah kepada Bisnis, dikutip Minggu (17/12/2023).
Dia menambahkan dengan terbatasnya jumlah penyedia yang dapat memberikan layanan interkoneksi di Paket Tengah dan Paket Timur, calon pelanggan lebih memilih untuk berlangganan kepada pihak lain yang sanggup untuk menyediakan jaringan yang end-to-end.
Tantangan lainnya, ujar Fadhilah, adalah terkait ketersediaan jaringan pengalur atau backhaul. Palapa Ring merupakan jaringan backbone yang tidak bersifat end to end, dalam artian jaringan ini belum terhubung ke arah backhaul maupun last mile dari calon pelanggan.
Hal itu membuat pelanggan yang memiliki peminatan untuk melakukan penyewaan kapasitas Palapa Ring kesulitan untuk melakukan sambungan ke titik pusat operasi jaringan (NOC) Palapa Ring, terutama jika lokasi calon pelanggan yang cukup jauh.
“Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit untuk bisa melakukan sambungan (koneksi) dari titik NOC sampai dengan ke end user (masyarakat)” kata Fadhilah.
Selain permasalahan jarak ke NOC, Palapa Ring mengalami gangguan berkepanjangan di beberapa lokasi layanan, seperti pada Proyek 8A Palapa Ring Paket Tengah. Kondisi ini cukup menghambat dalam proses akuisisi calon pelanggan baru.
Fadhilah menuturkan meski terdapat sejumlah tantangan, Bakti tetap berupaya meningkatkan utilisasi dengan mengoptimalkan kanal pemasaran, pengembangan skema dan produk serta kerja sama pemanfaatan aset.
Dalam hal pemasaran, Bakti akan berperan aktif dalam kegiatan Marketing event bersama asosiasi terkait untuk sosialisasi produk dan layanan Palapa Ring. Bakti juga akan meningkatkan program kerjasama dengan BUMDes dan ISP dalam penyediaan internet desa.
Kemudian dari sisi pengembangan produk atau skema baru, Bakti memberikan produk derivatif maupun layanan tambahan, seperti skema Pay Per Use (PPU), layanan Kolokasi (penempatan perangkat di NOC Palapa Ring) dan Long Term Commitment (LTC) untuk layanan sewa Dark Fiber.
“Rencana lainnya lewat Kerja sama Operasional atau Kerja sama Pemanfaatan Aset (KSPA) dengan skema imbal hasil maupun pinjam pakai untuk lebih memperluas cakupan dari Proyek Palapa Ring itu sendiri,” kata Fadhilah.
Fadhilah berharap dengan skema tersebut dapat memaksimalkan manfaat layanan Palapa Ring agar terhubung ke jaringan yang lebih luas sehingga dapat menjangkau pengguna yang memiliki kebutuhan kapasitas yang lebih kecil dari yang ditawarkan saat ini atau manfaat lain yang dapat mendorong peningkatan pemanfaatan Palapa Ring.