Bisnis.com, JAKARTA -- Ericsson memperkirakan hampir 1 dari 5 pelanggan selular global bakal menggunakan 5G pada akhir 2023. Total, pengguna 5G tahun ini diestimasi mencapai 1,6 miliar orang.
Jumlah tersebut sekitar 38% atau 610 juta lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan pengguna 5G global diestimasi mencapai 63% pada 2023.
Executive Vice President and Head of Networks, Ericsson Fredrik Jejdling, mengatakan makin banyaknya penggunaan jaringan 5G standalone dapat membuka kesempatan bagi aplikasi-aplikasi baru untuk digunakan baik oleh konsumen dan perusahaan.
5G standalone (SA) adalah arsitektur jaringan seluler baru yang tidak bergantung pada infrastruktur 4G yang ada untuk memfasilitasi komunikasi. Artinya, teknologi ini berdiri sendiri. Sementara nonstandalone, bergerak di atas infrastruktur yang telah ada.
“Kami melihat makin banyak penggunaan jaringan 5G standalone dapat membuka kesempatan untuk mendukung aplikasi-aplikasi baru yang lebih menantang bagi konsumen dan perusahaan,” kata Jejdling dalam siaran pers, Kamis (7/12/2023).
Sampai dengan 2029, sambungnya, pelanggan 5G dunia diperkirakan meningkat lebih dari 330% dari 1,6 miliar menjadi 5,3 miliar orang. Mengacu ke angka-angka itu, maka 5G bisa menjangkau lebih dari 45% populasi global pada akhir 2023 dan 85% pada akhir 2029.
Apa dilihat tren per regional pada periode yang sama, tingkat penetrasi 5G di Amerika Utara dan Gulf Cooperation Council yang terdiri atas Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, and Uni Emirat Arab (UEA) mencakup 92%. Disusul Eropa Barat dengan penetrasi 85%.
Untuk perhitungan hingga akhir 2023, Amerika Utara menjadi kawasan yang diprediksi memiliki penetrasi pelanggan 5G paling besar di dunia tahun ini. Penetrasi langganan di wilayah tersebut diprediksi mencapai 61% pada akhir 2023.
India menjadi wilayah kedua yang mengalami penetrasi 5G paling signifikan. Penetrasi 5G di India diperkirakan mencapai 11% pada akhir tahun ini. Sebelas bulan sejak negara tersebut meluncurkan fasilitas 5G secara komersial.
Adapun, tren ini diiringi dengan konsumsi data rata-rata global per ponsel pintar yang juga diprediksi meningkat.
Total data traffic jaringan seluler diperkirakan tumbuh 3 kali lipat pada 2023 - 2029. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan kemampuan perangkat, konten yang intensif data, serta kinerja jaringan yang digunakan.