Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) melaporkan jaringan internet berbasis satelit telah aktif di 127 titik di seluruh Provinsi Papua Pegunungan. Hanya tersisa 32 titik dari target yang direncanakan.
Staff Direktorat SDA Bakti Kemenkominfo, Dede Sukardoyo, mengatakan dari 332 usulan pembangunan akses internet (AI), Bakti telah memenuhi 57% pembangunan AI. Bakti berencana menambah puluhan titik akses internet hingga akhir 2024.
Adapun untuk base transceiver station (BTS) 4G di Papua Pegunungan, saat ini telah aktif di 127 lokasi.
“Kemudian untuk total site BTS di Jayawijaya ada 159 site, yang on air mencapai 127 BTS dari 131 BTS yang telah terinstal,” kata Dede, Senin (4/12/2023).
Sekadar informasi, Bakti melakukan rasionalisasi pembangunan BTS 4G dari sebelumnya 7.904 titik menjadi 5.618 titik. Pembangunan tersebut dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama dibangun sebanyak 4.112 titik dan tahap kedua sebanyak 1.506 titik.
Pembangunan tahap 2 terpangkas cukup besar dari rencana awal 3.704 titik menjadi 1.506 titik. Alasannya, karena disesuaikan dengan DIPA 2022, di mana Bakti hanya mampu membangun sekitar 1.500 titik.
“Mohon maaf atas pembangunan BTS yang sempat terkendala, itu dikarenakan ada penyesuaian target dan beberapa faktor. Adapun pembangunan yang sempat tertunda karena kasus hukum, kini dilanjutkan,” kata Dede.
Sebelumnya, Kemenkominfo kembali melanjutkan kontrak layanan Base Tranceiver Station (BTS) 4G untuk Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Proyek tersebut sempat terhambat karena permasalahan hukum.
Dengan langkah ini layanan sinyal dari site BTS yang telah tercatat menjadi aset Bakti Kemenkominfo dapat kembali dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara optimal.
Direktur Utama Bakti Kemenkominfo, Fadhilah Mathar, menegaskan layanan kepada masyarakat menjadi prioritas utama agar warga daerah 3T bisa memanfaatkan akses telekomunikasi.
Dia menyatakan Bakti berkomitmen untuk menyediakan layanan seluler 4G bagi masyarakat di daerah 3T secara bertahap.
“Kejaksaan Agung juga melakukan pendampingan dalam penyelesaian proyek ini agar taat hukum dan bebas penyimpangan. Semua itikad baik ini diejawantahkan oleh BAKTI Kominfo melalui penandatanganan kontrak ini,” jelasnya.
Penandatanganan kontrak Operation & Maintenance BTS 4G berlangsung setelah kesepakatan pengakhiran kontrak payung antara Bakti Kemenkominfo dan perwakilan konsorsium BTS 4G.
Penandatanganan kontrak berlangsung antara Dirut Bakti Kemenkominfo dengan perwakilan konsorsium. Untuk konsorsium Paket 1 dan 2, Kemitraan Fiberhome, Telkominfra, dan MTD, penandatanganan diwakili oleh Deng Mingsong.
Sementara Konsorsium Paket 3, Kemitraan Lintasarta, Huawei, dan Sei diwakili oleh Ginandjar Alibasjah. Sedangkan untuk konsorsium Paket 4 dan 5, Kemitraan IBS dan ZTE Indonesia diwakili oleh Makmur Jaury.
Sebelumnya, penerbitan kontrak Operation & Maintenance BTS 4G ini sempat tertunda karena kasus hukum yang tengah berjalan. Namun demikian, Bakti Kemenkominfo melakukan evaluasi secara menyeluruh dan melakukan koordinasi dengan Tim Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Kejaksaan Agung untuk mendapatkan bantuan review dan pendampingan.