Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan atau StartUp B2B dagang asal Indonesia, Ula, telah resmi menutup operasionalnya setelah beberapa kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya.
Padahal, beberapa tahun lalu Ula sempat menjadi buah bibir lantaran berhasil menggaet investor kelas kakap, seperti jeff bezos. Ula meraup pendanaan Seri B senilai US$80 juta pada 2021 dari sekelompok investor, salah satunya Bezos Expeditions.
Namun, startup tersebut mulai mengalami kemunduran seiring dengan keputusan efisiensi karyawan. Pada 2022, Ula terpaksa melakukan PHK Massal terhadap 134 karyawannya.
Baru-baru ini, Ula mengumumkan keluar dari bisnis distribusi barang kebutuhan atau FMCG (Fast Moving Consumer Goods) dan kembali melakukan PHK. Dikutip dari laman resmi Ula, Minggu (3/12/2023) Ula kembali membuat keputusan besar yakni dengan beralih dari bisnis distribusi FMCG.
"Setelah banyak pertimbangan selama beberapa bulan, kami memutuskan untuk beralih dari bisnis distribusi FMCG yang dipimpin inventaris Ula," tulis manajemen.
Langkah tersebut diyakini dapat mendukung transformasi usaha ke skala yang lebih baik dengan tetap memanfaatkan teknologi, memiliki margin tinggi, dan efisiensi modal yang lebih besar.
Ula sempat meraup berkah karena berhasil dikenal di kalangan pengecer, pemasok, dan investor. Namun, kini Ula perlu mengkalibrasi ulang fokus terhadap keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
"Skala dan kompleksitas model distribusi berbasis inventaris memerlukan tingkat investasi yang terbukti menantang terutama di tengah lesunya ekonomi digital," ujarnya.
Kondisi ini pun tak pelak kembali memicu PHK terhadap sebagian besar anggotanya. Kendati demikian, tidak ada jumlah pasti berapa besar karyawan yang dirumahkan. Manajemen Ula memastikan pegawai yang terkena dampak akan diberikan pesangon sesuai ketentuan.
Di sisi lain, tak hanya Ula, startup penyedia solusi layanan perangkat software-as-a-service (SaaS) Lummo juga mengalami kondisi yang sama. Lummo merupakan induk dari aplikasi BukuKas.
Pada mei 2023 lalu, BukuKas resmi menutup operasionalnya dan meminta pengguna untuk mengunduh data yang telah dicantumkan dalam BukuKas. Sebelumnya, aplikasi ini juga telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,14 triliun lewat Bezos Expedition.