Bisnis.com, SOLO - Zebra Technologies merilis hasil temuan Global Warehousing Study 2023 yang mengonfirmasikan bahwa 58% pengambil keputusan di bagian pergudangan (warehouse) berencana untuk menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID) pada tahun 2028.
Radio frequency identification atau RFID adalah sebuah teknologi yang menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk merubah data terminal dengan suatu objek seperti produk barang dengan tujuan untuk identifikasi dan penelusuran jejak.
Teknologi ini disebutkan mampu membantu meningkatkan visibilitas barang persediaan (inventory) divisi pergudangan dan menghindari terjadinya kehabisan stok.
Berjenis fixed, passive, atau handheld, RFID ini akan membantu industri melakukan tracking terhadap aset, pekerja, dan barang dengan lebih baik.
Dalam temuan Zebra, 73% industri global dan 69% di Asia Pasifik (APAC) telah atau akan mempercepat jadwal proyek modernisasi mereka melalui RFID ini.
Teknologi ini pun membantu memecahkan masalah pengelolaan pengembalian barang (return) yang kini telah menjadi tantangan operasional utama.
"Peningkatan pengembalian barang yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan e-fulfillment selama beberapa tahun terakhir. Para pemimpin di bagian pergudangan harus memodernisasi operasional mereka dengan menggunakan solusi teknologi untuk menangani pengembalian barang dan meningkatkan kelincahan, visibilitas persediaan barang, serta perkiraan permintaan untuk meningkatkan efisiensi," ucap Country Manager Indonesia, Zebra Technologies, Eric Ananda, dalam siaran resmi yang diterima Bisnis pada Sabtu (2/12/2023).
Beberapa contoh dari solusi-solusi tersebut antara lain adalah komputer mobile TC53/TC58, tablet enterprise ET60/ET65, printer mobile ZQ600 Plus, printer desktop ZD421/ZD411, Zebra VisibilityIQ Foresight, komputer wearable android WS50 RFID, dan printer industri ZT231 RFID.
Kemudian tantangan yang dihadapi dari pergeseran permintaan konsumen e-commerce, persediaan barang yang tidak akurat dan kehabisan stok, menjadi alasan kuat untuk berinvestasi guna meningkatkan visibilitas di seluruh rantai pasokan pada tahun 2028.