Halodoc PHK Karyawan, Startup Penopang Pendanaan Sektor Kesehatan RI ‘Goyang’

Crysania Suhartanto
Kamis, 16 November 2023 | 09:11 WIB
Kurir memegang kotak dengan logo Halodoc/tangkapan layar Holodoc
Kurir memegang kotak dengan logo Halodoc/tangkapan layar Holodoc
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Riset AC Ventures bersama biro konsultasi Bain & Company melaporkan pada kuartal III/2023 sektor kesehatan mengalami kenaikkan pendanaan cukup drastis seiring dengan pendanaan Rp1,5 triliun yang didapat oleh Halodoc.

Sayangnya, fakta dilapangan berkata lain. Soonicorn kesehatan itu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa bulan setelah mendapat suntikan modal jumbo dari Astra. 

Dalam laporan AC Ventures dan Bain & Company, pendanaan di sektor kesehatan meningkat dari US$8 juta atau Rp123,8 miliar pada kuartal I/2022 menjadi US$51 juta atau Rp789,7 miliar pada kuartal I/2023, seiring dengan pendanaan seri D yang didapat Halodoc. Tanpa pendanaan tersebut, total investasi yang masuk ke startup sektor kesehatan akan rendah. 

Namun, beberapa bulan setelah mengumumkan pendanaan, Halodoc justru melakukan efisiensi dan reorganisasi bisnis dengan memangkas karyawan. 

VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto mengatakan perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, dan mengevaluasi strategi bisnis secara berkala. 

Perusahaan, lanjutnya, juga harus bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri. Termasuk melakuka reorganisasi. 

“Langkah ini pastinya bukan keputusan yang mudah, namun perlu kami lakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan. Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku merupakan prioritas utama kami,” kata Adeline dikutip Kamis (16/11/2023). 

Sementara itu, riset AC Ventures dan Bain memperkirakan lanskap investasi di Indonesia mengalami penurunan sekitar 70-80% selama 2023. Pendanaan pada kuartal III/2023 hanya mencapai 0,3x dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Riset dari modal ventura AC Ventures bersama biro konsultasi Bain & Company mengakui 2023 merupakan tahun yang menantang bagi modal ventura, karena ada sejumlah faktor ekonomi makro. 

Mulai dari ketegangan geopolitik, kenaikan suku bunga, sentimen konsumen dan bisnis yang melemah, serta pemilihan umum 2024.

Namun, di sisi lain, hal ini membuktikan bahwa investor sudah makin rasional dalam mengambil keputusan dan cenderung mendukung startup yang sudah memiliki profit.

Lebih lanjut, laporan tersebut juga memperkirakan tren investasi di masa depan adalah seputar ESG dan teknologi iklim, terutama mobil listrik dan teknologi baterai. Selain itu, teknologi kesehatan dan bisnis direct to customer (D2C) juga masih dianggap sebagai sesuatu yang menarik. 

Diketahui, sektor mobil listrik dan energi mengalami peningkatan yang signifikan dari sekitar US$3 juta atau sekitar Rp46,4 miliar pada kuartal I/2022, menjadi US$18 juta atau sekitar Rp278,7 miliar pada kuartal I/2023.

Sementara itu di sisi lain, investasi teknologi justru mengalami pertumbuhan negatif. Pada kuartal I/2022, investasi ke sektor teknologi mencapai US$580 juta atau Rp8,98 triliun dan pada kuartal I/2023 turun menjadi US$81 juta atau Rp1,25 triliun.

Selain itu, tren serupa juga ditemukan dalam investasi pada jasa keuangan. Pada kuartal I/2022 investasi bisa mencapai US$1 miliar atau Rp15,48 triliun. Namun, angka ini terjun bebas pada kuartal I/2023 menjadi hanya US$25 juta atau Rp387 miliar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper