Frekuensi 3,3 GHz Bekas WiMAX Disebut Bakal Dipakai IoT Tahun Depan

Crysania Suhartanto
Minggu, 12 November 2023 | 12:36 WIB
Ilustrasi Internet of things
Ilustrasi Internet of things
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi IoT Indonesia mengungkapkan frekuensi 3,3 GHz berpotensi digunakan oleh perangkat yang terhubung dengan internet (Internet of Things/IoT) pada akhir 2023 ataupun 2024. Spektrum bekas WiMAX tersebut disebut telah siap dipakai.

WiMAX adalah teknologi komunikasi jaringan nirkabel mirip dengan Wi-Fi. Bedanya, WiMAX menyediakan akses broadband berkecepatan tinggi di area yang lebih luas dengan lebih sedikit gangguan. WiMAX memungkinkan akses Internet mobile.

WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada certication profile untuk Fixed WiMAX (band 3.5 GHz dan 5.8 GHz), sementara untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4 band frekuensi pada system profile release-1, yaitu band 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 3.5 GHz.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya mengatakan spektrum frekuensi mid band ini cocok untuk IoT. 

“Karena ada peraturan yang mengatakan dulu teknologinya dipakai untuk WiMAX, akhir tahun ini baru bisa dipakai,” ujar Teguh kepada wartawan, Kamis (9/11/2023).

Teguh mengatakan nantinya spektrum frekuensi 3,3 GHz ini akan menjadi teknologi netral dan masuk ke dalam izin class license. 

Artinya, spektrum ini gratis digunakan untuk siapa saja dan teknologi apa saja. “Untuk IoT biasanya class license atau unlicense-lah,” ujar Teguh.

Teguh mengatakan hal ini dikarenakan biaya penggunaan frekuensi sudah masuk ke dalam harga perangkat. 

Namun, memang Teguh mengatakan hal ini akan menimbulkan permasalahan sendiri, karena nantinya banyak operator ataupun provider yang berebut menggunakan jaringan ini.

Teguh pun mencontohkan spektrum frekuensi 920-923 MHz, 433 MHz, dan 2,4 GHz yang sudah lebih dulu dibuka pemerintah untuk sebagai spektrum frekuensi class license. 

“Kayak Wifi, anda bisa pake, anda bikin access point kan boleh, karena sudah masuk ke biaya perangkat,” ujar Teguh. 

Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan target IoT pada 2025 mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp626,4 triliun dengan 678 juta perangkat.

Lebih lanjut, Teguh juga mengatakan pada 2045 ditargetkan setiap penduduk Indonesia memiliki sekitar 22 perangkat Internet of Things. Hal ini pun termasuk smart wearable, wireless headphone, lampu pintar, dan lain sebagainya.

Kemudian, ujar Teguh, pendidikan IoT juga harus dilakukan sembari dini, sehingga ketika sudah SMA atau kuliah, para pelajar sudah bisa menciptakan solusi untuk IoT.

“Seharusnya pendidikan IoT ini sebisa mungkin ada di tingkat dasar kita pengen ini jadi kurikulum. Target kita ke sana,” ujar Teguh.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper