Flash Coffee Tutup Gerai, Diduga Akibat Salah Strategi

Crysania Suhartanto
Senin, 16 Oktober 2023 | 17:07 WIB
Pembeli sedang memilih menu di gerai Flash Coffee/dok. Flash Coffee
Pembeli sedang memilih menu di gerai Flash Coffee/dok. Flash Coffee
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tutupnya sejumlah gerai Flash Coffee di Singapura diduga akibat strategi bisnis yang dijalankan perusahaan sudah salah sejak awal. Perusahaan disebut kurang jeli memilih lokasi gerai. 

Flash Coffee adalah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang makanan dan minuman dengan sentuhan teknologi. Startup tersebut dikabarkan menutup sejumlah gerainya di Singapura. 

CEO dari perusahaan riset Singapura, Momentum Works Jianggan Li menilai tim Flash Coffee memang memiliki banyak pengalaman dan pemahaman terkait teknologi dan internet, tetapi tidak di bidang retail, terutama food and beverage (F&B).

Padahal, pengetahuan di bidang F&B ini sangat penting untuk memilih lokasi dan pengembangan produk. 

“Hal ini selalu berisiko jika fungsi inti tersebut tidak ditangani oleh pendiri di awal tahap sebuah startup,” ujar Jianggan, dikutip Senin (16/10/2023).

Selain itu, Li juga mengatakan pendanaan US$50 juta atau sekitar Rp736 miliar yang terjadi pada Mei 2023 ternyata sudah diperoleh hampir setahun sebelumnya. Alhasil, pada pengumuman pendanaan berlangsung, sebagian besar uang telah dibelanjakan karena ekspansi agresif.

“Namun, mereka tidak menyadari kondisi pendanaan yang memburuk dengan cepat,” ujar Jianggan.

Akibatnya, Flash Coffee mengalami lingkaran setan selama setahun terakhir. Para pendiri harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari dana, padahal mereka seharusnya lebih berfokus pada peningkatan produk dan operasional.

Alhasil, kualitas produk dan operasional jadi memburuk dan investor akan lebih berhati-hati dalam memberikan pendanaan. 

“Permasalahan pada produk pada akhirnya disebabkan oleh permasalahan yang lebih besar dalam kepemimpinan, organisasi, dan sumber daya manusia,” ujar Jianggan.

Lebih lanjut, sejumlah investor yang sudah berpengalaman di bidang F&B menyebut nilai pasar dari Flash Coffee disebut sulit untuk dipahami. 

Menariknya, hal inipun dinilai Jianggan menjadi alasan dari tidak ditemukannya nama-nama investor dari Asia pada daftar investor di Flash Coffee. Jianggan pun mengatakan hal ini menjadi sesuatu yang cukup ganjil untuk sebuah kedai kopi yang sepenuhnya beroperasi di Asia. 

Sebagai informasi, saat ini Flash Coffee sudah ada di Indonesia, Singapura, Thailand, Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Adapun baru-baru ini Flash Coffee dikabarkan menutup seluruh gerainya di seluruh Singapura atau 11 toko. 

“Sebagian besar staf kantor pusat kami di Singapura telah ditawari peran di pasar lain atau di tim regional kami. Selain itu, kami secara aktif mencoba menghubungkan barista kami dengan peluang di jaringan kopi lain,” ujar Flash Coffee.

Namun,  perusahaan disebut masih terutang gaji karyawan. 

Untuk gaji September 2023 saja, karyawan yang sudah menerimakan gaji baru 25%. Namun, belum ada penjelasan lanjutan atas sisa gaji karyawan ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper