Bisnis.com, JAKARTA - Potensi kehadiran lokapasar (marketplace) TikTok sebagai pengganti TikTok Shop dinilai dapat merenggut pasar yang selama ini dikuasai oleh Tokopedia dan Shopee. Marketplace TikTok memiliki basis yang sama karena berasal dari sosial media.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan kehadiran TIkTok dapat membuat persaingan tidak terkonsentrasi pada dua e-commerce saja.
Marketplace TikTok bahkan dapat merebut pasar e-commerce incumbent seperti Tokopedia dan Shopee, selama TikTok memiliki komitmen investasi yang kuat dan kreatif.
“Apalagi TIkTok terkenalnya adalah media sosial. Jadi ketika membuat branding e-commerce tentu upayanya harus lebih ekstra lagi, biaya investasinya akan jauh lebih mahal,” ujar Bhima, Kamis (5/10/2023).
Menurut Bhima, saat ini pasar Indonesia masih rata terbagi dua, yakni Shopee dan Tokopedia dengan masing-masing memiliki pasar 35 persen. Sementara TIkTok Shop saat ini hanya memiliki pangsa pasar 5 persen.
Laporan Momentum Works, perusahaan riset bermarkas di Singapura, menujukkan data yang tak jauh berbeda. Momentum Works memperkirakan pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia meningkat pesat pada 2023 menjadi 13,2 persen dari 4,4 persen.
Baca Juga Jeritan Seller Usai TikTok Shop Ditutup |
---|
Platform asal China itu menggerus pasar Tokopedia (GOTO) dan Lazada.
Dalam laporan terbarunya, Momentum Works memperkirakan akan terjadi pergeseran pangsa pasar pada 2023. Pangsa pasar TikTok Shop akan meningkat 880 basis points (bps) menjadi 13,2 persen. TikTok Shop diperkirakan menggerus pasar Tokopedia dari 18,5 persen pada 2022 menjadi 13,9 persen.
Selain Tokopedia, pangsa pasar Lazada juga akan tergerus oleh TikTok Shop dari 20,2 persen menjadi 17,7 persen pada tahun tersebut. Adapun Shopee memiliki pangsa pasar yang tangguh di kisaran 48,5 persen dan tak terpengaruh dengan kehadiran TikTok Shop.
Pada 2022, jumlah pengguna TikTok telah mencapai 1 miliar. Induk TikTok, ByteDance, memiliki perhatian untuk memonetisasi jumlah pengguna TikTok yang besar tersebut dan menargetkan pertumbuhan GMV dari US$4,4 miliar menjadi US$15 miliar pada 2023, dengan mengembangkan layanan di sejumlah pasar mereka seperti di Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, China, Inggris, Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Pada Juni 2023, CEO Tiktok Shou Zi Chew menyatakan perusahaan akan menginvestasikan miliaran dolar AS di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.
Sebagai informasi, TikTok resmi menutup TikTok Shop Indonesia per 4 Oktober pukul 17.00 WIB. Berdasarkan rilis resminya, tindakan ini diambil untuk menghormati dan mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Kendati demikian, TikTok mengatakan pihaknya masih akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia terkait langkah dan rencana social commerce tersebut ke depannya.
Adapun penutupan TikTok ini seturut dengan resminya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 31/2023 yang mengatur terkait e-commerce dan social commerce.
Salah satunya adalah pengaturan terkait model bisnis social commerce hanya boleh mempromosikan produk layaknya iklan televisi dan bukan untuk transaksi.
Pasal 21 ayat 3 menegaskan PPMSE dengan model bisnis social commerce dilarang untuk memfasilitasi transaksi pembayaran dalam sistem elektroniknya karena dinilai melakukan predatory pricing.