Bisnis.com, JAKARTA - TikTok Shop resmi menghentikan layanan transaksinya di Indonesia, tepat pada 4 Oktober pukul 17.00. Seller TikTok mengabadikan momen ini dengan isak tangis, menandakan besarnya manfaat social commerce tersebut bagi mereka.
Salah satunya pedagang @emmaqueen.official yang bernama Mila. Dalam video TikToknya, Mila menceritakan kondisi setahun yang lalu, saat ia berjuang dari awal untuk menyelamatkan tokonya dari kebangkrutan.
Sembari mengucurkan air mata, Mila bercerita saat itu penonton live TikTok masih nol. Jualan masih susah. Mila bahkan sempat ingin menutup tokonya dan mem-PHK sejumlah karyawan karena bisnis yang terus merugi.
“Akhirnya tangisku pecah di sini, makasih banyak,” ujar Mila dalam video TikToknya.
Dengan muka sembab, Mila mengaku dengan berjalannya waktu, algoritma TikTok sangat membantu bisnisnya. Saat ini, akun @emmaqueen.official sudah memiliki total 145.900 pengikut dan 420.400 penyuka video.
“Tidak terasa setahun aku live, dari yang nontonnya nol, sekarang malah banyak di akhir,” lanjut Mila.
Mila juga mengungkapkan rasa terima kasihnya pada sejumlah pembeli yang pernah membeli barang-barang dagangannya. “Teteh makasih banyak loh di akhir-akhir malah banyak yang borong. Malah ada yang sampai ambil 12-10,” tutup Mila.
Selain itu, pedagang lainnya dari akun @daster.bubund juga menceritakan hal serupa. Namun, perempuan yang menyebut dirinya sebagai Bubund mengaku belum tahu bisnisnya akan berlanjut ke arah mana.
“Kita masih belum tahu arahnya daster bubund jualannya gimana, masih belum tahu,” ujar pemilik bisnis @daster.bubund sambil mengusap matanya.
Pemilik @daster.bubund itu pun sempat kehilangan kata-kata saat sedang siaran berlangsung.
“Kita bukan influencer semua, bukan artis. Kita semua memulai bisnis ini dari nol sama Kak Nita juga. Kak Nita yang selalu nemenin bubund jatuh bangunnya,” ujar pemilik toko tersebut sambil menggandeng host yang ada di sampingnya.
Namun, Bubund optimistis ke depannya pasti ada jalan untuk seller-seller TikTok ini, baik dari TikTok Shop yang diubah namanya ataupun marketplace lain.
Kemudian, adapula Obi, seorang penjual di TikTok yang juga menjadikan platform tersebut sebagai satu-satunya kanal penjualan untuk bisnis keluarganya.
Obi mengatakan penutupan TikTok ini membuat pendapatan perusahaannya bisa berkurang hingga 80-90 persen. Obi mengaku ia harus mulai dari nol lagi di marketplace yang lain.
“Agak disayangkan saja TikTok Shop tutup, karena sebenarnya sudah oke gabungan dari e-commerce dengan media di satu aplikasi,” ujar Obi kepada Bisnis, Rabu (4/10/2023).
Obi mengaku baru dua bulan berjualan di TikTok. Namun, memang TikTok sudah terbukti sangat ampuh memasarkan produk-produk dagangannya.
Dalam komentar di TikTok juga ditemukan sejumlah akun yang mengatakan derita imbas penutupan TikTok Shop.
“Aku fresh graduate yang kehidupanku 10% dibiayai sama TikTok Shop benar-benar ngerasa kehilangan,” ujar akun TikTok @apaya.
“Aku nganggur, penghasilan utama juga dari affiliate TikTok Shop. Sekarang rasanya kayak linglung, power bener-bener 0, tidak tahu mau gimana lagi (emotikon menangis),’” ujar akun @hanifah.
Akun TikTok @syfmaudina juga diperlihatkan tim internal TikTok Shop juga tidak dapat menahan isak tangis saat menonton bareng detik-detik penutupan TikTok Shop.
Walaupun, memang belum diketahui nasib pekerjaan mereka, tetapi akun tersebut mengatakan TikTok akan kembali dengan lebih kuat.
“We will come back bigger and stronger!,” ujar para pegawai TikTok Shop dalam akun TikTok @syfmaudina.
Begitu Saja Ribut?
2 hari sebelum TikTok Shop tutup. Akun sosial media Instagram Menteri Koperasi dan Usaha dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) Teten Masduki dibanjiri komentar dari Warganet.
Teten saat itu memposting mengenai Indonesia yang pernah dijajah oleh VOC selama 350 tahun dan era teknologi informasi.
Di era teknologi digital saat ini, kata Teten, untuk menguasai ekonomi suatu negara tidak perlu berperang angkat senjata, tapi cukup lewat perusahaan platform digital raksasa.
Selain itu, ketika digital ekonomi ini dengan sangat mudah dikuasai asing, diantaranya e-commerce, digital media, keuangan, logistic, transportasi, dan lain-lain.
Pemerintah mau memisahkan e-commerce dan sosial media dalam satu platform agar tidak memonopoli ekonomi.
“Gitu aja ributnya bukan main," lanjut tulis Teten Masduki.
Postingan tersebut dibanjiri dengan komentar dari netizen terkait penutupan TikTok. Banyak warganet yang mengaku sebagai karyawan dan TikTok Host dipecat.
“Saya baru pecat, 6 host live tiktok. Segera ditampung Pak. Mereka tulang punggung keluarga,” ujar akun Instagram @haris.suhud, dikutip Rabu (04/10/2023).
“Pak mau tidak mau saya besok harus pecat 8 host live saya dan karyawan-karyawan saya. Semoga pemerintah bisa mengambil alih karyawan-karyawan saya. 7 juta orang itu belum beberapa perangkat yang ada didalamnya. Coba renungkan sejenak Pak Masduki,” ujar @dian.ask.
Tak hanya, menutup rezeki host Live TikTok saja, tetapi juga UMKM yang berkembang pesat melalui TikTok terpaksa menutup tokonya. Bahkan, para affilator yang memiliki penghasilan dari TikTok pun juga terdampak.
“Selamat saya ucapkan kepada Menteri Zulkifli Hasan dan teten masduki atas prestasinya membuat 6 juta UMKM dan 7 juta affiliate harus tutup toko online nya di TikTok shop. Di mana hati nurani bapak-bapak,” kata akun @syafikbajrie.
Akun tersebut juga menjelaskan mereka tidak punya modal untuk buka toko offline mulai dari sewa ruko maupun sewa kios. Mereka bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Bagaimana pun, pemerintah telah mengambil keputusan untuk menutup TikTok Shop, yang dampaknya dirasakan cukup signifikan.
Keputusan tersebut hakikatnya bukanlah hal yang salah, namun sedikit ternoda mengingat saat langkah penutupan TikTok Shop diambil, duduk satu meja dalam rapat tersebut penutupan itu seorang laki-laki, yang faktanya adalah komisaris aktif salah satu e-commerce besar pesaing TikTok. (Afaani Fajrianti)