Internet Telkom (TLKM) & Elon Musk Disebut Permudah ISP Lokal Layani Pasar Terpencil

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 12 September 2023 | 09:19 WIB
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa 58 satelit untuk jaringan internet broadband Starlink SpaceX dan tiga satelit pencitraan bumi SkySat diluncurkan di Tanjung Canaveral, Florida. Reuters
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa 58 satelit untuk jaringan internet broadband Starlink SpaceX dan tiga satelit pencitraan bumi SkySat diluncurkan di Tanjung Canaveral, Florida. Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat telekomunikasi menilai VSAT Star, layanan internet berbasis satelit orbit rendah (LEO) Starlink milik Elon Musk dan Telkom, akan membuat bisnis penyedia jasa internet (ISP) lokal bergeliat.

Jaringan pengalur atau backhaul dari Starlink, membuat ISP lokal makin efisien dalam menjangkau pasar dari sisi waktu, biaya dan tenaga. Kekosongnan jaringan pengalur selama ini menjadi kendala bagi ISP lokal masuk ke daerah terpencil. 

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan layanan Starlink-Telkom nantinya hanya menyasar pasar korporasi seperti ISP lokal. Layanan satelit tersebut tidak langsung ke masyarakat. 

Setelah ISP mendapatkan internet dari Starlink, mereka akan berjualan ke pelanggan. Dengan kondisi tersebut, menurut Ian, bisnis ISP lokal akan makin berkembang, di sisi lain masyarakat mendapat layanan internet yang lebih baik. 

“Jadi walaupun misal harganya Rp2 juta - Rp3 juta itu untuk B2B. Ketika layanan diberikan ke pelanggan (B2C) harganya tetap murah, dibandingkan dengan menggunakan layanan VSAT yang lain mungkin lebih mahal dengan bandwidth yang lebar,” kata Ian, Selasa (12/9/2023). 

Ian mengatakan jika harga layanan sebesar Rp2 juta per bulan langsung diberikan kepada pelanggan, maka pelanggan akan berat untuk membayarnya. 

Adapun untuk bisnis Telkom, kata Ian, keria sama dengan Elon Musk akan membuat jangkauan Telkom makin luas dan berpotensi meraup pelanggan korporasi baru dengan kecepatan bandwidth yang besar. 

“Telkom sangat diuntungkan. Siapapun ISP yang awalnya tidak berani masuk, sekarang menjadi berani masuk ke daerah. Memang daya beli masyarakat mungkin tidak terlalu tinggi, tetapi kalau disebar ke banyak pengguna akan murah meriah,” kata Ian. 

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan jika pertimbangan penggunaan satelit LEO untuk backhaul, kemungkinan secara hitungan bisnisnya masuk buat ISP lokal. 

“Atau kalau digunakannya untuk komuntitas misalnya, digunakana secara bersama, bisa jadi lebih terjangkau harganya,” kata Sigit. 

Hanya saja, tantangan bagi Telkom dalam mendorong produk ini adalah memberikan edukasi ke masyarakat. Ada kekhawatiran juga jika masyarakat belum terlalu siap untuk menggunakan internet dengan bijak. 

Tantangan lainnya adalah menggandeng ISP setempat agar terjadi ekosistem.

Kemudian sosialisasi bahwa meski ini internet cepat, tetapi masih berbasis satelit bukan serat optik yang lebih stabil. Walaupun nanti ketika pasarnya sudah besar, akan ditarik serat optik juga akhirnya jika menguntungkan. 

Diketahui, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melalui Telkomsat dan SpaceX, perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk, berkolaborasi menghadirkan layanan bernama VSAT Star, layanan sistem komunikasi berbasis satelit orbit rendah (LEO) Starlink. 

Produk ini dapat menghadirkan internet dengan kecepatan 500 Mbps per titik.  Produk ini belum diperkenalkan secara resmi, namun sudah nampak di laman resmi Telkomsat. VSAT Star sendiri membidik dua pasar yaitu pasar daratan dan maritim atau kapal-kapal besar di laut lepas. 

Untuk segmen darat, VSAT Star menjadi jaringan seluler backhaul yang menghubungkan radio access network (RAN) seperti BTS/nodeB/eNode ke jaringan inti atau Core Network operator seluler. 

Dengan VSAT Star, operator tidak perlu menggelar serat optik yang panjang untuk terhubung ke daerah terpencil, dengan ongkos yang lebih murah dan waktu penggelaran yang lebih cepat. 

Jaringan internet backhaul juga dapat menghubungkan jaringan pelanggan dengan jaringan internet milik penyedia layanan internet.  

VSAT Star juga dapat digunakan untuk jaringan private backhaul yang menghubugkan jairngan kantor cabang dengan jaringan kantor pusat. 

VSAT Star sendiri memiliki keunggulan seperti latensi rendah setara dengan serat optik, aktivasi layanan sangat cepat, tingkat keandalan tinggi, service level agreement di atas 99 persen, dan tingkat keamanan dengan teknologi enskripsi AES 128.  

Telkomsat mengeklaim bahwa VSAT Star dapat memberikan layanan data dengan kecepatan hingga 500 Mbps per titik. Selain itu, instalasi antena juga mudah karena dimensinya ringan dan kecil, dengan diameter hanya 60 cm dan berat 5 kg.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper