Startup Kecil Dinilai Lebih Butuh Pendanaan MPF Dibandingkan Soonicorn

Crysania Suhartanto
Selasa, 5 September 2023 | 14:11 WIB
ilustrasi venture capital/unsplash
ilustrasi venture capital/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan modal ventura BUMN, Merah Putih Fund (MPF) yang hanya melakukan investasi kepada startup dengan valuasi mulai dari US$50 atau sekitar Rp761 miliar cukup disayangkan.

MPF diharapkan juga bersedia mengucurkan dananya untuk perusahaan rintisan yang baru lahir selama memiliki prospek yang jelas. 

Ketua Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan seharusnya pemerintah lebih berfokus pada para perusahaan rintisan yang baru berdiri.

“Yang perlu dibantu bukanlah unicorn (soon-to-be)  melainkan para local heroes (startup baru) ini yang ada di daerah, itu yang perlu dibantu,” ujar Tesar kepada Bisnis, Senin (4/9/2023).

Lebih lanjut, Tesar mengatakan lebih baik uang negara diberikan dengan nominal yang lebih kepada banyak perusahaan kecil daripada harus diberikan dalam jumlah besar kepada para perusahaan yang mengarah ke unicorn.

Sebagai informasi, MPF akan memberikan dana maksimal 10 persen dari dana kelolaan atau sekitar Rp457 miliar per startup.

Apalagi, lanjutnya, jika makin besarnya valuasi perusahaan yang dijadikan portofolio, akan semakin dikit pula varian dari portfolio. Alhasil, rasio keberhasilan juga akan semakin rendah.

Menurut Tesar, berbeda halnya dengan perusahaan rintisan baru yang disuntikan dana, tetapi jumlah perusahaannya banyak, akan lebih besar pula rasio keberhasilannya.

“Lebih baik suntik ke 1.000 perusahaan kecil dengan keberhasilan 1 persen, dibandingkan dengan menyuntikan ke 4 perusahaan besar tetapi gagal semua,” ujar Tesar.

Selain itu, Tesar berpendapat, hal-hal yang dilakukan oleh Merah Putih Fund harus berbeda dengan cara kerja modal ventura konvensional. Hal ini dikarenakan uang yang dimainkan merupakan uang negara. 

Alhasil, menurut Tesar, sebenarnya MPF seharusnya tidak menargetkan profit, valuasi, saham, dan menargetkan perusahaan tersebut IPO. Melainkan lebih kepada menyejahteraan masyarakat dan membuat Indonesia berdaulat secara digital.

Tesar memaparkan saat ini jajaran pemangku kepentingan serta investor perusahaan startup, unicorn, dan decacorn di Indonesia masih dikuasai oleh asing. Hal ini pun membuat Indonesia masih belum bisa kuat dan mandiri.

Oleh karena itu, Tesar mengatakan seharusnya hal inilah yang menjadi prioritas Merah Putih Fund dalam melakukan pendanaan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper