Merah Putih Fund (MPF) Targetkan Return 15 Persen Imbas Tech Winter

Crysania Suhartanto
Senin, 4 September 2023 | 18:21 WIB
ilustrasi venture capital/unsplash
ilustrasi venture capital/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Modal ventura BUMN, Merah Putih Fund (MPF) menargetkan imbal hasil (return) investasi dari setiap portofolio startupnya sekitar 14-15 persen akibat musim dingin teknologi yang menerpa dunia. 

Direktur Mandiri Capital Indonesia, Dennis Pratistha mengatakan memang target idealnya return perusahaan rintisan atau startup adalah 17-18 persen. Namun, Dennis mengaku pihaknya melakukan penurunan ekspektasi.

“Target return kita memang ambil benchmark yang ada di luar sana 17-18 persen, mungkin dengan adanya tech winter seperti sekarang ini turun ke 14-15 persen,” ujar Dennis dalam saat acara penandatanganan perjanjian partisipasi Merah Putih Fund, Senin (4/9/2023).

Dennis menyebutkan target tersebut merupakan salah satu indikator dari masing-masing perusahaan yang diinvestasikan, agar investasi yang dilakukan MPF bisa cukup menguntungkan.

Sebagai informasi, CEO MDI Venture Donald Wihardja mengatakan selama bertahun-tahun, profitabilitas dari MDI setelah bersinergi dengan sejumlah perusahaan BUMN bisa mendapatkan untung hingga Rp3-5 miliar.

Oleh dasar profit tersebut, MPF tidak mengincar sembarang perusahaan yang memiliki operasional yang baik. Namun, mereka juga melihat status legal dari calon portfolio tersebut.

Chief Project Management Office (PMO) MPF Eddi Danusaputro mengatakan perusahaan yang diincar hanya perusahaan dengan valuasi mulai dari US$50-300 juta atau sekitar Rp761 miliar hingga Rp4,57 triliun.

“Yang tidak agnostik mungkin dari segi tahapan. Kita tidak main di seed (pendanaan awal), dan juga kalau levelnya berapa ratus juta valuation (nilai valuasinya) menuju unicorn mungkin juga bukan switch hold kita,” ujar Eddi.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Rosan Perkasa Roeslani jgua mengatakan jika legal dari perusahaan tersebut sudah tidak baik, harus segera dicoret dari daftar investasi.

“Setelah dapat analisa secara menyeluruh, kemudian tim investasi menilai, itu kan ada tahapan-tahapan yang jika itu sudah dilakukan dan memiliki keyakinan sesuai dengan pembentukan MPF silahkan berinvestasi,” ujar Rosan.

Lebih lanjut, Rosan juga mengatakan hal tersebut lah yang membuat investasi di startup jadi tidak mudah. Hal ini dikarenakan dasar dari perusahaan rintisan yang masih merugi, sehingga tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Sebelumnya, laporan dari DealStreetAsia mengatakan aktivitas pendanaan di Indonesia telah mengalami penurunan bertahap dalam beberapa kuartal terakhir. Sedihnya, hal inipula yang berkontribusi pada penurunan pendanaan di regional Asia Tenggara.

Diketahui, pendanaan ekuitas yang didapatkan dari seluruh perusahaan rintisan di Indonesia hanya sebesar US$327 juta atau sekitar Rp4,9 triliun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper