Xiaomi Cetak Laba Bersih Rp10,6 T di Tengah Industri Ponsel Global yang Lesu

Crysania Suhartanto
Jumat, 1 September 2023 | 09:35 WIB
Salah satu produk Xiaomi di Indonesia Redmi 12/dok. Xiaomi
Salah satu produk Xiaomi di Indonesia Redmi 12/dok. Xiaomi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi asal China, Xiaomi, mencatatkan laba sebesar 8,4 miliar RMB atau setara dengan Rp17,56 triliun pada semester I/2023. Angka inipun hampir mendekati nilai keuntungan perusahaan pada 2022.

Hal ini berdampak pada laba bersih yang mencapai Rp10,6 triliun atau tumbuh sekitar 147 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Lebih lanjut, pendapatan perusahaan di kuartal II/2023 juga tercatat sebesar 67,4 miliar atau sekitar Rp140,8 miliar. Angka inipun bertumbuh sebesar 13,2 persen secara kuartal per kuartal.

Sebenarnya, Xiaomi sempat mengaku bahwa bisnis smartphone pada saat ini sedang melambat. Namun menurut Xiaomi, mereka masih bisa melewati badai ini. 

Alhasil, pendapatan terbanyak Xiaomi masih berasal dari industri smartphone dengan angka sebesar 36,6 miliar RMB atau sekitar Rp75,4 triliun. Angka inipun tumbuh sebesar 4,6 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

Menurut Xiaomi, keberhasilan ini tak terlepas dari pangsa pasar yang secara global mengalami kenaikan hingga 12,9 persen pada kuartal II/2023.

Selain itu sebuah lembaga survei Canalys juga menempatkan Xiaomi sebagai peringkat tiga besar untuk pengapalan smartphone di 51 negara di dunia. 

Kemudian, seperti yang diketahui bahwa Xiaomi juga merembet ke produk-produk Internet of Things (IT). Menariknya, dengan diperkenalkannya insentif kebijakan terkait teknologi baru, pendapatan Xiaomi dari produk IoT mencapai 22,3 miliar RMB atau meningkat 12,3 persen secara tahunan.

Menurut Xiaomi, rapor positif ini tidak terlepas dari implementasi strategi utama perusahaan, yakni penekanan pada skalabilitas dan profitabilitas. Selain itu, Xiaomi juga telah aktif meningkatkan efisiensi internal dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. 

Pada kuartal II/2023, Xiaomi terus mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, sekaligus mengoptimalkan manajemen inventaris guna menguatkan pengembangan jangka panjang dan berkelanjutan perusahaan. 

Alhasil, strategi ini membuat Xiaomi berhasil menekan pengeluaran perusahaan hingga 2,3 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, Xiaomi juga berhasil memangkas nilai inventori perusahaan sebesar 33,5 persen, angka terendah dalam sepuluh kuartal terakhir. 

Adapun pada kuartal II/2023 ini, kocek yang digelontorkan Xiaomi untuk riset dan pengembangan mengalami kenaikan 21 persen secara tahunan ke angka 4,6 miliar RMB atau setara dengan Rp9,6 triliun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper