Tips UMKM Go International di Festival Literasi Digital

Crysania Suhartanto
Rabu, 30 Agustus 2023 | 16:52 WIB
Bisnis Indonesia bersama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. menggelar Festival Literasi Digital di Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (30/8/2023)/JIBI
Bisnis Indonesia bersama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. menggelar Festival Literasi Digital di Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (30/8/2023)/JIBI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran teknologi digital telah memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan perekonomian. Salah satunya adalah merebaknya tren berdagang melalui daring.

Dalam Festival Literasi Digital yang mengangkat tema Saatnya Nusra Makin Digital, Go Viral Go Internasional yang digelar Bisnis Indonesia bersama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk., para generasi muda Nusa Tenggara Timur diberikan bekal untuk lebih menangkap peluang dari hadirnya digitalisasi di daerahnya.

Acara yang digelar di Politeknik Negeri Kupang dan Universitas Nusa Cendana pada 30 Agustus-31 Agustus 2023 itu bertujuan untuk memberikan literasi digital terhadap generasi Z di Nusa Tenggara Timur.

Salah satunya, enterprise kerajinan ayam asal NTT, Du Anyam sudah berhasil masuk ke pasar internasional, melalui perusahaan furniture asal Swedia IKEA.

Founder Du Anyam, Hana Keraf mengatakan awal mula dari bisnis ini merupakan untuk memberdayakan perempuan di desanya. Dalam paparannya, Hana menceritakan terciptanya bisnis ini dikarenakan ada banyaknya sumber daya pohon lontar dan pohon koli di desanya.

Selain itu, dia juga melihat, adanya banyak perempuan yang kerap mengalami kesulitan keuangan dan banyak di antaranya yang sebenarnya memiliki keahlian untuk menganyam. Oleh karena itu, Hana melihat peluang bisnis tersebut dan mendirikan Du Anyam.

“Yang Du Anyam lakukan, kami berusaha untuk membuat produk layanan yang mama-mama ini mereka sudah ahli, untuk kemudian kualitasnya bisa masuk ke pasar nasional maupun internasional,” ujar Hana, Rabu (30/8/2023).

Kemudian, Du Anyam puni semakin berkembang dengan cara memasarkannya di kota-kota besar. Alhasil, saat ini Du Anyam sudah memiliki lebih dari 1.200 pengrajin dan lebih dari 500 pembeli rutin.

“Jadi siapa bilang anyaman lontar dari NTT itu tidak ada pasar, anyaman lontar dari NTT itu pasarnya banyak sekali,” ujar Hana. 

Hana bahkan memaparkan produk miliknya sudah masuk ke IKEA Indonesia selama dua tahun terakhir dan dalam waktu dekat akan masuk ke IKEA di seluruh dunia. Selain itu, anyaman milik Du Lontar juga sudah menjadi souvenir resmi dari Asian Games 2018 dan G20 Indonesia 2023.

“Dan itu produknya 100 persen buah tangan mama-mama NTT, tidak ada tambahan jahitan apapun di Jawa, tidak ada tambahan apapun. Namun, 100 persen anyaman lontar di desa,’ ujar Hana.

Oleh karena itu, Hana mengatakan walaupun produk-produk ini dari kampung, tetapi bisa juga viral dan mendunia. 

Namun, Hana mengatakan untuk sampai ke titik ini merupakan hal yang tidak mudah. Hana mengatakan Du Anyam harus menjaga konsistensi barang-barang yang dibuat.

“Kewirausahaan sosial itu di tahun ketiga itu kita lanjut atau tidak. Dan kemudian bisa masuk ke lima, berubah kali ya bisnis modelnya. Dan sesudah tahun ke lima, apakah tantangan itu selesai, tapi itu masih ada tantangan tersendiri,” ujar Hana. 

Oleh karena itu, Hana juga mengatakan kunci untuk membuat bisnis menjadi tetap berlanjut adalah  mempertahankan kualitas, inovatif, dan terus berkembang.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper