Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. (ISAT) mengungkapkan membangun jaringan di wilayah Indonesia bagian timur bukanlah hal yang mudah. Kendati demikian, perusahaan telekomunikasi berwarna kuning tersebut terus berupaya memangkas kesenjangan digital dan memberdayakan masyarakat di Indonesia bagian timur.
Direktur dan Chief Business Officer Indosat Muhammad Buldansyah mengatakan hal itu dikarenakan kabel serat optik yang membawa sinyal harus menyebrangi laut untuk menuju tempat tertentu.
“Serat optik ini sangat sedikit dan mahal untuk akses ke Indonesia timur dan daerah yang profilnya adalah kepulauan karena harus menyeberangi laut dan lain-lain,” ujar Buldansyah pada acara Festival Literasi Digital di Politeknik Negeri Kupang, Rabu (20/8/2023).
Buldansyah mengatakan seturut dengan cita-cita Indosat untuk memberdayakan Indonesia, perusahaan tetap menyelenggarakan jaringan di daerah-daerah terpencil, mengingat Indonesia bukan hanya tentang Jawa, melainkan juga seluruh wilayah, termasuk Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, wilayah ini merupakan salah satu potensi yang luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya wisata alam yang indah di wilayah tersebut.
Buldansyah menambahkan, cakupan layanan Indosat di Kupang, ibukota dari Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah mencapai 100 persen. Adapun untuk beberapa kota lainnya, penetrasi internetnya juga sudah cukup tinggi.
Lebih lanjut, Buldansyah mengatakan keseriusan Indosat dalam memberdayakan Indonesia Timur diwujudkan dengan menghadirkan akses internet yang cepat, dan andal.
“Sehingga (internet ini) dapat dipakai untuk memberdayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan untuk menunjang bisnis,” ujar Buldansyah.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Politeknik Negeri Kupang Frans Mangngi mengapresiasi Indosat atas upaya yang mereka lakukan.
Frans menyadari dengan pasti bahwa pembuatan infrastruktur ke daerah mereka akan memakan biaya yang sangat tinggi. Alhasil, perusahaan atau pun pengembang akan berpikir 3 kali untuk melakukan ekspansi ke Nusa Tenggara Timur.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai penetrasi internet Indonesia 2023 mengungkapkan bahwa penetrasi dan kontribusi internet di bagian Timur Indonesia masih rendah, termasuk di Nusa Tenggara.
Wilayah Nusa Tenggara hanya berkontribusi sebesar 3,65 persen terhadap total trafik data internet di Indonesia, Maluku sebesar 1,09 persen, dan Papua 1,65 persen. Adapun penetrasi internet di masing-masing wilayah tercata sebesar 72,32 persen, 73,45 persen, dan 63,15 persen.
“Tetapi terima kasih Indosat telah menyampaikan komitmennya untuk melayani seluruh Indonesia,” ujar Frans.
Lebih lanjut, Frans juga mengatakan hal yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama adalah SDM yang masih belum memanfaatkan potensi digital ini dengan maksimal.
Menurutnya, dikarenakan internet yang masih dianggap baru, masih banyak masyarakat setempat yang masih menganggap internet sebagai sesuatu yang membahayakan.
“Masih ada yang berpikir bahwa dengan internet (buruk), karena mendengarkan berita-berita yang negatif yang ada,” ujar Frans.
Padahal menurutnya, potensi digital ini akan sangat berguna jika dimanfaatkan dengan baik. Frans mencontohkan tempat wisata yang akan jauh lebih maju dan menarik jika dikelola secara digital.
“Misalnya, pengelola di Fatumnasi sana dapat memberikan informasi bulan Januari kegiatannya seperti apa, suhunya seperti apa, suasananya seperti apa ke masyarakat luas, sehingga masyarakat luas bisa tahu,”ujar Frans.
Diketahui menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) saat ini tingkat literasi digital nasional masih di angka 3,54 dari skala 1 sampai 5 pada 2022. Meskipun dikategorikan cukup dan naik dibanding tahun sebelumnya, namun masih perlu ditingkatkan.
Sementara itu data Indeks Literasi Digital Indonesia 2022 mengungkapkan bahwa kemampuan digital di Indonesia bagian timur sebesar 3,62 persen, dengan budaya digital sebesar 3,76 persen