Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mengungkapkan kerja sama yang terjalin antara perusahaan dengan SpaceX (Starlink), perusahaan luar angkasa milik Elon Musk, bertujuan untuk mempercepat pemerataan akses internet dengan menyediakan jaringan pengalur (backhaul).
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan kerja sama Telkom melalui Telkomsat dengan SpaceX untuk layanan Starlink bertujuan untuk mendukung program pemerintah untuk percepatan pemerataan digitalisasi ke seluruh pelosok negeri, mengingat masih banyak wilayah di Indonesia yang minim akan infrastruktur backhaul (jaringan pengalur).
Backhaul adalah suatu jalur yang menghubungkan dari suatu Base Station ke Base Station lain atau dari suatu Base Station ke core network. Di daerah rural, hal ini menjadi isu mengingat geografis di daerah rural yang terjal dan sulit dijangkau oleh serat optik, bahkan gelombang micro atau microwave.
Sementara itu laporan Kemenkominfo menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 12.000 desa yang belum mendapat akses internet pada 2020. Jumlah tersebut tengah dipangkas, dan belum memberikan hasil yang signifikan.
“Sehingga dapat menjembatani kesenjangan infrastruktur backhaul yang ada di Indonesia guna mendukung percepatan digitalisasi yang lebih masif,” kata Andri kepada Bisnis, Selasa (29/8/2023).
Andri juga mengatakan SpaceX saat ini telah bekerja sama dengan Telkom melalui anak usahanya Telkomsat yang berfokus pada bisnis satelit.
“Kerja sama Telkomsat dengan SpaceX adalah kemitraan B2B Starlink untuk melayani kebutuhan berbasis backhaul,” kata Andri.
Sebelumnya, menurut laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) penetrasi internet di Indonesia mencapai 77 persen. Artinya, ada 23 persen penduduk Indonesia yang belum mendapat akses internet.
Ironinya, 20 persen dari 23 persen yang belum mendapat akses internet berada di Indonesia bagian timur.
Dikutip dari Starlink Mag, tingkat latensi atau lama satelit Starlink Memberikan sinyal hingga diterima oleh konsumen hanya sekitar 45 milidetik (ms). Angka inipun jauh lebih cepat dibandingkan satelit low orbit lainnya seperti Viasat yang sebesar 630 ms dan HughesNet di angka 724 ms.
Lebih lanjut, dilansir dari laman Starlink, satelit ini juga memiliki kecepatan download di kisaran 25 hingga 220 mbps. Adapun pengguna rata-rata bisa mendapatkan kecepatan lebih dari 100 mbps. Hal ini pun membuat Starlink bisa diandalkan untuk kegiatan online, mulai dari streaming, panggilan video, permainan daring, dan kegunaan rumah tangga lainnya.
Elon Musk ingin satelit orbit bumi rendah (LEO) Starlink miliknya beroperasi di daerah terpencil di Indonesia, baik untuk layanan kesehatan maupun pendidikan. Indonesia bagian timur menjadi wilayah yang pertama kali merasakan internet Starlink rencananya.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan mengatakan hal tersebut disampaikan Elon saat dirinya dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi berkunjung ke Amerika Serikat.
“Oleh karena itu, kita sepakat juga dengan Elon untuk Starlink masuk ke Indonesia bagian timur,” ujar Luhut dalam akun Instagram-nya.