Investasi ke Sektor Game Anjlok 90 Persen, Investor Berpaling ke Portofolio Lain

Crysania Suhartanto
Selasa, 22 Agustus 2023 | 20:45 WIB
Gamer bertanding dalam sebuah kejuaraan/unsplash
Gamer bertanding dalam sebuah kejuaraan/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di sektor gim atau game mengalami kesulitan pendanaan. Nilai investasi yang mengalir ke sektor ini, secara global, turun 90,5 persen hingga menyentuh US$4,1 miliar atau senilai dengan Rp62,8 triliun. 

Menurut laporan InvestGame, ada sekitar 324 kesepakatan yang terjalin pada semester I/2023 atau turun sekitar 131 kesepatakan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Kemudian, dana yang dialokasikan untuk strategi merger&akuisisi juga mengalami penurunan yang cukup drastis dengan nilai total turun 31 kali lipat dan jumlah kesepakatan baru juga berkurang hampir setengahnya setiap tahun. 

Sebagai informasi, M&A merupakan strategi perusahaan untuk mengakuisisi pengembang game, desainer game, ataupun personel lain yang berbakat dalam industri game. 

InvestGame pun memperkirakan terdapat beberapa alasan utama di balik penurunan tersebut. 

Pertama adalah banyaknya investor yang meninjau ulang portfolio aset mereka dan mengalihkan sejumlah dana. Kemudian, alasan lainnya adalah banyak perusahaan game yang mengumumkan PHK atau restrukturisasi bisnis sehingga angka investasi berkurang. 

Lebih lanjut, beberapa analis memperkirakan penurunan drastis ini dikarenakan perusahaan Rovio, pemilik dari game Angry Birds serta perusahaan Scopely, pemilik game Stumble Guys dan The Walking Dead diakuisisi.

Pada laporan tersebut tercatat nilai dana yang diberikan para investor makin menurun. Tercatat nilai keseluruhan investasi swasta turun 5 kali lipat setiap tahunnya. Hal ini pun membuat perusahaan kini harus bergantung pada pendanaan awal sebagai sumber dana utama.

Di sisi lain, jumlah kesepakatan pendanaan yang berasal dari venture capital justru meningkat. Jumlah kesepakatan yang dilakukan pada semester I/2023 mencapai 73 kesepakatan, padahal pada tahun sebelumnya hanya 58 kesepakatan.

Namun, memang nilai pendanaannya turun sebanyak 53 persen. Hal ini diperkirakan karena banyaknya venture capital yang berfokus pada pada perluasan perusahaan dibandingkan investasi pada pendatang baru. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper