Bisnis.com, JAKARTA - International Business Machines (IBM), perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa transparansi dan privasi data menjadi penyebab perusahaan-perusahaan enggan mengadopsi generative AI.
Beberapa pemimpin bisnis meragukan keakuratan dar informasi yang ada dihadirkan oleh AI.
Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan berdasarkan studi yang dilakukan IBM, 30 persen pemimpin bisnis menganggap bahwa isu kepercayaan dan transparansi sebagai hambatan dalam mengadopsi generative AI, sedangkan 42 persen lagi mengkhawatirkan masalah privasi data.
Roy mengatakan dibutuhkan AI yang memberikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya agar Indonesia dan negara maju lainnya dapat menjadi terdepan dalam pengembangan AI dan teknologi di Asia Tenggara.
“Platform AI yang akurat, dapat dikembangkan dengan skala yang besar dan dapat disesuaikan, menjadi hal yang sangat penting bagi organisasi di Indonesia dan seluruh dunia, terutama dalam sektor keuangan, kesehatan, dan hukum, di mana pengambilan keputusan yang tidak bias menjadi sangat penting,” kata Roy kepada Bisnis, Jumat (4/8/2023).
Roy mengatakan untuk mengatasi permasalah IBM memperkenalkan watsonx - platform AI dan data yang dirancang khusus untuk bisnis.
Dengan fokus pada transparansi dan keandalan, watsonx mengatasi masalah inti seputar adopsi teknologi AI, membangun kepercayaan dan skalabilitas yang menjadi keinginan bisnis.
watsonx merupakan solusi lintas industri, sehingga perusahaan dari berbagai segmen pasar dan hampir setiap industri dapat menggunakan model dasar untuk menerapkan model AI yang telah dilatih sebelumnya untuk berbagai kasus penggunaan, meningkatkan produktivitas mereka sambil memangkas biaya dalam prosesnya.
Baca Juga Perjalanan Bisnis IBM, Perusahaan Teknologi AS yang akan Gantikan Ribuan Karyawan dengan AI |
---|
Roy mengatakan inti dari watsonx adalah prinsip kepercayaan. Saat menggunakan AI, perusahaan-perusahaan harus meyakini bahwa model AI mereka dapat dipercaya untuk memberikan data benar, bukan halusinasi atau menggunakan bahasa yang tidak layak saat berinteraksi dengan konsumen.
Dalam waktu dekat, kata Roy, IBM bersiap untuk meluncurkan watsonx.governance, yang akan membantu perusahaan menyematkan lebih banyak panduan sepanjang siklus hidup model dasar.
IBM memperkirakan selama beberapa tahun mendatang biaya dan efisiensi energi dari model AI akan terus meningkat seiring dengan lebih banyak organisasi mengadopsi AI ke dalam strategi mereka, yang membuat model-model tersebut menjadi lebih kuat dan praktis seiring berjalannya waktu.
“Selain itu, pada masa mendatang, kami memprediksi bahwa arsitektur AI multimodel penuh akhirnya akan memberikan skala tak terduga bagi perusahaan dengan AI mereka,” kata Roy.