Proyek Rp8 Triliun Meluncur! 11 Stasiun Bumi Nobar Satelit Satria-1

Khadijah Shahnaz Fitra
Senin, 19 Juni 2023 | 11:53 WIB
Satelit Satria-1 menuju orbit usai sukses meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat./ Dok. Kemenkominfo
Satelit Satria-1 menuju orbit usai sukses meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat./ Dok. Kemenkominfo
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Satelit Republik Indonesia (Satria-1), proyek senilai Rp8 triliun, sukses diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida atau 05.21 WIB. Tercatat sebanyak 11 Stasiun Bumi ikut nobar.

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Senin (19/6/2023), Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar acara Nonton Bareng (Nobar) Peluncuran Satria-1 bersama 11 wilayah stasiun bumi, di antaranya Jakarta, Manado, Kupang, Kota Jayapura, Kabupaten Timika, Manokwari, Banjarmasin, Ambon, Tarakan, Pontianak, dan Batam.

Di Jakarta, acara nobar diselenggarakan di anjungan Skyworld, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat Kementerian Kominfo, Direksi Bakti Kominfo, serta puluhan siswa dari SMA 64, SMA 48, dan SMP-SMA Matahari.

Para hadirin tampil antusias sejak pukul 04.00 WIB. Ketika roket Falcon 9 yang membawa satelit terbesar di Asia Tenggara lepas landas dengan lancar, tepuk tangan riuh menggema di seluruh lokasi nobar.

Para hadirin dengan penuh antusiasme menyaksikan roket setinggi 70 meter tersebut mengeluarkan api dan melesat menuju luar angkasa. Satelit Satria-1 dibawa menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, yang memiliki kemampuan untuk mendarat secara vertikal dan dapat digunakan kembali untuk misi selanjutnya.

Berdasarkan pantauan InfoPublik, tahap pertama peluncuran Satria-1 berjalan lancar, di mana roket Falcon 9 berhasil melepaskan diri dan mendarat dengan sempurna di Bumi. Sorakan meriah juga terdengar ketika bagian pertama dari Falcon 9 terpisah dan roket kedua melanjutkan perjalanan.

Pada tahap kedua, Satria-1 melanjutkan perjalanan dengan didukung oleh pendorong kedua menuju garis orbit yang telah ditetapkan. Dibutuhkan waktu sekitar 27 menit hingga satelit ini mencapai orbit yang dituju.

Satria-1 diharapkan dapat menyediakan akses internet merata di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.

Satelit ini direncanakan dapat melayani layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps. Satelit ini dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit oleh Thales Alenia Space (TAS) di Prancis menggunakan platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi dalam pembuatan Satria-1 mengalami peningkatan, awalnya sekitar US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun), tetapi menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).

Peningkatan biaya tersebut disebabkan oleh adanya biaya tambahan, salah satunya adalah karena rencana pengangkutan Satria-1 menggunakan pesawat Antonov tidak dapat dilaksanakan akibat situasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Oleh karena itu, pengangkutan Satria-1 dilakukan melalui kapal kargo Nordic dari Prancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut, yang memakan waktu sekitar 17 hari.

Acara nobar ditutup pada menit ke-37 ketika satelit dengan kapasitas 150 Gbps tersebut mencapai target garis orbit dan melanjutkan perjalanan selama 145 hari ke depan menuju titik orbit 146 Bujur Timur, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper