Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bicara soal prospek bisnis bisnis layanan internet tetap (fixed broadband) di tengah ketatnya persaingan para provider.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menilai saat ini potensi bisnis fixed broadband di Indonesia memang masih cukup besar. Hal itu mengingat masih terdapat banyak wilayah yang belum terjangkau oleh layanan internet tetap.
"Selain itu, pesatnya penggunaan internet selama masa pandemi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya internet tetap, terutama untuk kegiatan bekerja dan belajar dari rumah," ujarnya, Kamis (30/3/2023).
Meski begitu, Arif melihat persaingan di antara penyedia layanan internet di Indonesia cukup ketat, terutama dalam hal penawaran harga dan kualitas layanan.
Dia memerinci, beberapa perusahaan penyedia internet yang banyak digunakan selain IndiHome ada MyRepublic, First Media, dan Biznet.
"Alasan banyaknya pengguna yang memilih provider tertentu bisa bervariasi, seperti harga yang kompetitif, ketersediaan jaringan di wilayah tertentu, dan kualitas layanan yang memadai," terang dia.
Lebih lanjut Arif menambahkan, berdasarkan data dari APJII pada awal 2022, cakupan layanan fixed broadband di Indonesia sudah mencapai sekitar 24 persen dari total pengguna internet pada tahun tersebut.
Adapun, sambungnya, segmen yang paling banyak menggunakan layanan ini adalah keluarga dan pengguna perorangan yang membutuhkan koneksi internet tetap dengan kecepatan yang stabil dan cepat.
"Layanan ini biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-hari, seperti bekerja dari rumah, belajar online, dan hiburan di rumah," imbuh Arif.
Dalam laporan keuangan Telkom terbaru, tercatat pendapatan IndiHome sebesar Rp28 triliun atau tumbuh positif 6,4 persen pada 2022 dengan kontribusi 19 persen dari total pendapatan Perseroan dan EBITDA yang stabil pada kisaran 50 persen.
Adapun 90 persen pendapatan IndiHome ini dikontribusi pelanggan segmen consumer dan selebihnya dari segmen enterprise.
IndiHome juga menutup 2022 dengan pertumbuhan pelanggan sebesar 7,1 persen jadi 9,2 juta pelanggan. ARPU IndiHome cukup stabil pada kisaran harga Rp268.000, didukung oleh pendapatan dari add-ons yang tumbuh 10,4 persen YoY.