Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda memprediksi tren pemutusan hubungan kerja (PHK) pada startup akan berlanjut pada tahun ini jika Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terus menaikan suku bunga.
Nailul menjelaskan ten PHK akan berlanjut jika the Fed masih agresif menaikkan tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga the Fed akan membuat pendanaan ke startup akan terbatas.
"Akhirnya perusahaan startup atau perusahaan digital akan melakukan efisiensi," ujar Nailul kepada Bisnis.com, Rabu (18/1/2023).
Dia juga menilai saat ini The Fed belum memiliki niatan untuk menurunkan suku bunga ,yang artinya akan ada potensi penurunan pendanaan bagi perusahaan digital termasuk startup digital di Indonesia.
Lebih lanjut, Nailul menilai startup yang mendapatkan pertumbuhan tajam saat pandemi akan mengalami kelanjutan tren PHK ini. Mulai dari online groceries hingga edutech.
"Nampaknya mereka akan struggling melewati badai ini," jelas Nailul.
Adapun pada 2022, tiga startup edutech telah melakukan PHK, pemangkasan ketiga startup ini pun beralasan pada kondisi makro ekonomi yang terjadi.
Pada 2022 pun, Zenius, startup edutech ini melakukan PHK dua kali. Pada Mei startup tersebut memangkas sekitar 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan dan PHK kedua pada Agustus tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.
Adapun, Ruangguru dan Pahamify tidak mengungkapkan jumlah karyawan yang terdampak kondisi makro ekonomi tersebut.