Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) mengatakan startup late stage atau dengan pendanaan di atas seri B berisiko melanjutkan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2023.
Bendahara Amvesindo dan Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani mengatakan startup late stage yang saat ini belum mencapai profitability lebih berisiko terhadap PHK.
"[Startup] belum bisa memberikan justifikasi penggunaan dana untuk pertumbuhan yang lebih agresif menjadi lebih sulit sampai model bisnis yang terbukti profitable tercapai," ujar Edward kepada Bisnis.com, Rabu (18/1/2022).
Adapun begitu, startup late stage yang sudah matang atau mempunyai bisnis model yang sustain serta profitable akan lebih resistensi terhadap tren PHK pada 2023.
Edward juga mengatakan tren PHK pada 2023 belum tentu disebabkan kondisi makro ekonomi global. Namun bisa saja kondisi kondisi umum, mulai dari perubahan strategi dan fokus perusahaan.
Sebagaimana diketahui beberapa startup besar menggunakan alasan makro ekonomi sebagai sebab terjadi PHK. Salah satu unikorn Indonesia, Xendit mengatakan kondisi makroekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa pihaknya untuk melakukan penyesuaian struktur dan sumber daya tim.
Edward juga mengatakan kondisi makro ekonomi global memang membuat kondisi kas perusahaan startup menjadi lebih sulit.
"Karena banyak modal ventura dan private equity masih menahan penyertaan dana berikutnya, menunggu kondisi koreksi pasar membaik," tutup Edward.