Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) meyakini nilai ekonomi digital Indonesia masih tinggi hingga 3 tahun ke depan. Indonesia akan menjalani tahun politik pada 2023-2024 yang berpotensi menciptakan ekonomi digital yang besar.
Google, Temasek dan Bain sebelumnya menurunkan optimisme mereka terhadap gross merchandise value (GMV) Indonesia pada 2025.
Pada laporan 2021, GMV ekonomi digital Indonesia diproyeksikan oleh Google mencapai US$146 miliar. Namun setahun kemudian, Google kembali merilis laporan dan menurunkan proyeksi GMV ekonomi digital Indonesia menjadi US$130 miliar.
Mengenai ramalan Google tersebut, Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno menilai proyeksi tersebut berisiko meleset. Menurutnya, dalam memproyeksikan perekonomian digital Indonesia pada 2025, Google tidak memperhitungkan potensi besar ekonomi digital Indonesia pada tahun-tahun politik.
Dia mengatakan para calon kepala daerah dan calon dewan perwakilan rakyat daerah dan pusat, membutuhkan pengelolaan informasi, apalagi jika mereka ingin berkampanye melalui sosial media.
“Ekonomi digital di tahun politik besar juga. Coba kita hitung saja, berapa calon-calon itu? 450? Kemudian kandidatnya berapa?” kata Sarwoto, beberapa waktu lalu.
Sarwoto mengatakan besarnya potensi ekonomi digital di tahun politik juga dapat menjadi lahan basah bagi perusahaan rintisan yang saat ini sedang mengalami ‘tech winter'.
Perusahaan rintisan berpeluang mencatatkan profit di tengah tersendatnya aliran dana dari investor.
“Jika startup mengalihkan sumber daya mereka, tahun politik bisa menjadi bisnis baru [bagi startup] menurut saya,” kata Sarwoto.