Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang saat ini marak terjadi di perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi tidak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan PHK yang saat ini terjadi tidak akan mempengaruhi nilai ekonomi digital Indonesia. PHK yang terjadi di startup Tanah Air saat ini dikarenakan adanya rasionalisasi bukan penurunan bisnis.
"Layoff [PHK] ini kan karena rasionalisasi SDM. Bukan hanya di Indonesia, startup di dunia punya kebiasaan untuk merekrut sebanyak-banyak digital talent. Maka dari itu, sekarang membutuhkan rasionalisasi ini," ujarnya dalam acara Forum Ekonomi Digital Kominfo V, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Pria yang akrab dipanggil Sammy ini juga mengungkapkan dengan adanya situasi ekonomi yang lebih ketat, perusahaan teknologi melihat sejumlah SDM tidak lagi terlalu dibutuhkan perannya.
Senada dengan Sammy, Ketua Umum Indonesia E-commerce Association Bima Laga mengatakan dari industri E-commerce , PHK yang terjadi merupakan bentuk rasionalisasi dan inovasi. Bima menilai banyak perusahaan teknologi yang masih mengalami pertumbuhan di model inti bisnis yaitu marketplace.
"Industri [ekonomi digital] kita sesuai dengan predksi dari Google, Bain dan Temasek. Pada tahun depan masih akan tumbuh dan berkembang," jelasnya
Sebagai informasi, E-commerce diperkirakan menjadi pendorong nilai ekonomi digital di Indonesia tahun ini. Setidaknya demikian menurut riset teranyar yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company.
Dalam studi berjudul "eConomy SEA 2022" tersebut, nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai US$77 miliar atau setara Rp1.197,8 triliun (kurs Rp15.557 per US$) pada 2022. Angka ini merefleksikan pertumbuhan 22 persen secara tahunan.
Namun, Bhima menilai di industri e-commerce ataupun startup setelah melakukan inovasi dan rasionalisasi pasti menghasilkan langkah - langkah efisiensi, bisa mulai pengurangan anggaran ataupun PHK.
Baca Juga Home Credit Salurkan Total Pembiayaan Rp5,9 Triliun per September 2022, Berapa Kontribusi Paylater? |
---|
"Tapi secara core bisnis, saat ini banyak sekali pertumbuhan," ujarnya.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef ) pun mengatakan efisiensi bisa dilakukan tanpa melakukan PHK, seperti adanya anggaran yang disesuaikan, direksi melakukan pemotongan gaji agar mencapai angka yang sesuai.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef ) Tauhid Ahmad mengatakan PHK merupakan langkah terakhir dalam melakukan efisiensi dan merupakan hal yang paling gampang dilakukan perusahaan.
"Layoff itu memang paling mudah dilakukan karena dia bisa mencari alternatif baru yang mungkin lebih murah dan seharusnya itu dihindari," ujarnya