Bisnis.com, JAKARTA - MDI Ventures, modal ventura milik Telkom Group, lebih memilih suntik dana langsung atau mengakuisisi startup di fase awal dibandingkan saat melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Managing Partner MDI Ventures Kenneth Li beralasan nominal pendanaan yang diberikan investor kepada startup akan memiliki nilai yang sama. Berbeda dengan investasi ke startup saat IPO, yang nilai investasinya akan terpengaruh dengan periode lock up.
Pasal 2 POJK No. 25/2017 diatur bahwa setiap pihak yang memperoleh efek bersifat ekuitas dari emiten dengan harga dan/atau nilai konversi dan/atau harga pelaksanaan di bawah harga penawaran umum perdana saham dalam jangka waktu 6 bulan sebelum penyampaian pernyataan pendaftaran kepada OJK, dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas efek bersifat ekuitas emiten tersebut sampai dengan 8 bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
"Kita lebih memilih akuisisi, kenapa? Karena itu clean, uangnya langsung masuk," ujar Kenneth dalam acara Exit Mechanisms for Investors & Startup Companies (IPO vs Acquisition), Selasa (6/12/2022)
Dia pun menekankan kedua opsi ini merupakan pilihan yang baik dan bisa dilakukan sesuai keadaan startup. Kenneth pun sempat menceritakan pengalamannya melepas startup yang diakuisisi. Ketika startup tersebut melakukan IPO, harga saham startup tersebut terus menunjukan kenaikan.
"Jadi kalau menjadi investor kalau sudah diakuisisi harus tutup mata, kalau dilihat nanti sakit hati. Jadi kedua opsi ini berpotensi dan sesuai dengan keadaan startup masing," tuturnya
Dia juga menjelaskan biasanya merger dan akuisisi yang terjadi pada startup earlier stage, biasanya pihak yang mengakuisisi mungkin mencari untuk mengakuisisi bisnis untuk strategis aspek seperti masuknya pasar anorganik seperti RDP dan Wavecell dan juga bisa untuk meningkatkan intinya bisnis seperti Sonar dan Luwjistik.