Bisnis.com, JAKARTA - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri startup masih berlanjut hingga saat ini. Bahkan startup berstatus unikorn seperti Xendit dan Ajaib juga ikut melakukan PHK karyawan lantaran tak mampu untuk menahan dampak tech winter.
Dalam dua bulan terakhir, Xendit dan Ajaib, startup berbasis fintech tersebut melakukan PHK dikarenakan kondisi makroekonomi yang tidak menentu.
Menariknya, kedua startup ini berstatus unikorn dengan valuasi US$1 miliar atau senilai Rp15 triliun sejak 2021. Xendit sudah melakukan PHK pada Oktober 2022, sedangkan Ajaib baru saja melakukan PHK pada kemarin, Selasa (29/11/2022).
Sebelumnya, Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya mengatakan Xendit selalu mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaik. Namun, situasi makroekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa pihaknya untuk melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim.
Hal ini didasarkan pada strategi bisnis yang progresif melihat situasi ke depan dan telah melalui pertimbangan yang komprehensif untuk memastikan bahwa kami siap dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
"Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit. Namun, tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami dijangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan perusahaan. Sekitar 5 persen dari tim kami di Indonesia dan di Filipina terkena dampak dari keputusan ini," kata Tessa kepada Bisnis.com, Selasa (4/10/2022).
Ajaib melakukan PHK terhadap 67 karyawannya dengan alasan menghadapi kondisi makroekonomi yang tidak menentu. Manajemen Ajaib mengatakan dalam tiga tahun terakhir, Ajaib telah meningkatkan inklusi keuangan Indonesia melalui layanan jasa keuangan digital.
"Strategi perusahaan juga terus diadaptasi agar Ajaib dapat berkembang secara berkelanjutan. Untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi kondisi makroekonomi yang tidak menentu, kami terpaksa melakukan perampingan karyawan yang berdampak ke 67 karyawan," ujar Manajemen Ajaib kepada Bisnis.com, Selasa (29/11/2022).