Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai startup yang bergerak dibidang business to consumer (B2C) atau e-commerce akan menjadi primadona pendanaan. Hal ini sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,39 persen pada kuartal III/2022
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan pendanaan startup ke depannya masih akan terus moncer tetapi dengan kriteria yang lebih ketat.
Investor, terutama asing akan menilai sejauh mana startup dapat mengejar profitabilitas dibandingkan dengan menarik konsumen melalui promosi dan diskon.
"Beberapa startup yang mampu menjaga market share tanpa banjir promo akan jadi pilihan utama pendanaan," ujar Bhima, Selasa (8/11/2022)
Lebih lanjut Bhima mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terjaga sebenarnya peluang bagi pengembangan startup berbasis B2C.
"Tapi yang jadi perhatian, sejauh mana e-commerce bisa masuk ke ranah omnichannel," jelas Bhima
Hal ini dikarenakan pola konsumsi masyarakat pasca pandemi akan berangsur kembali ke belanja offline atau toko fisik.
Di bidang pembayaran, startup menghadapi tantangan dari mobile banking sejak adanya Qris. Selain faktor makro ekonomi, kinerja dan strategi tiap startup akan jadi penilaian yang berbeda.
Bhima menegaskan kedepannya untuk tahun 2023, pendanaan mulai selektif tidak agresif seperti pra pandemi. Kenaikan inflasi, suku bunga dan pelemahan kurs akan menentukan prospek pendanaan di tahun depan.
"Banyak investor tidak melihat jangka pendek tapi tahun depan kondisi ekonomi mungkin masih menantang, termasuk negara asal investasi startup," tutup Bhima.