Bisnis.com, JAKARTA - PT MettaDC Teknologi (MettaDC) menggelontorkan investasi hingga US$200 juta atau setara dengan Rp3,1 triliun untuk membangun pusat data yang berada pada lahan seluas 1,8 hektare di Area Jababeka Kawasan Industri, Jawa Barat.
Presiden Direktur MettaDC Sukoco Halim mengatakan Data Center MettaDC ID01 menyediakan kapasitas power 30 MW untuk 3 lantai. Dengan kapasitas besar yang dimiliki, MettaDC ID01 pun dirancang high density dengan ketahanan lantai aula yang mampu menahan beban berat sebesar 2,5 ton.
“Fasilitas ini akan menjawab tuntutan pertumbuhan pasar dan kebutuhan penyewa yang bersertifikasi independen dengan standar internasional tertinggi,” kata Sukoco dalam siaran pers, Rabu (26/10/2022).
Dia juga mengatakan bahwa pangkalan data tersebut akan menjawab kebutuhan negara-negara berkembang di Asia terhadap pangkalan data. Data Center MettaDC ID01 dilengkapi dengan fasilitas Dedicated Working Space, Smart Meeting Room, Electric Staging Station, Entertainment Room, dan Mobil Operasional.
Data Center MettaDC ID01 sudah lulus sertifikasi ISO 27001, 9001, PCI DSS, TVRA & Uptime Tier III design. Saat ini dalam tahap sertifikasi operasional TCCF dan TCOS.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan di tengah tantangan pandemi Covid-19 dan perubahan geopolitik, keputusan membangun pusat data menginspirasi bagi pengembangan kolaborasi pentahelix.
Iklim usaha di sektor digital begitu besar, tidak saja di infrastruktur hulu tetapi juga di infrastruktur hilir seperti pusat data.
Menurut Johnny saat ini penggunaan atau konsumsi data per kapita Indonesia masih sangat rendah, sehingga masih perlu ditingkatkan.
“Penduduk kita 275 juta, maka 275 megawatt. Negara tetangga kita 100 per kapita, 100 kali lipat, saya tentu berharap Indonesia bisa setara dengan negara-negara kepulauan lainnya untuk 10 watt per kapita,” jelasnya.
Dia menjelaskan jika 10 watt per kapita maka dibutuhkan 2,7 - 3 Gigawatt power supply. Johnny menuturkan Metta DC sendiri dalam lima tahun perencanaan akan membangun 500 megawatt atau setengah gigawatt kapasitas pangkalan data.