Bisnis.com, JAKARTA - PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge memprediksi perangkat televisi pintar (smart TV) akan membeludak atau booming seiring dengan perkembangan teknologi yang kian masif di Tanah Air.
President Director Surge Hermansjah Haryono mengatakan setiap tahunnya, akan ada 60-70 juta perangkat digital baru yang digunakan masyarakat.
"Ada satu device lagi yang harus diingat yang sebentar lagi booming, smart TV," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (9/8/2022).
Menurut Hermansjah, saat ini saja smart TV yang berukuran 43 inci ditawarkan dengan harga Rp3 juta. Sebentar lagi, kalau harganya sudah Rp2 juta atau bahkan lebih murah, bukan tidak mungkin pengguna 60-70 juta perangkat baru tersebut tidak membeli smart TV.
Apalagi, sambung dia, saat ini sinyal TV juga sudah mulai go digital, sehingga smart TV yang berbasis Android tentu akan banyak peminat.
"Namun mereka akan butuh internet dan kebayang kan gimana penggunaan data karena perangkat ini butuh OTT [layanan over the top] jadinya bandwidth yang dibutuhkan juga besar," ucapnya.
Dalam rangka menyongsong perkembangan tersebut, Hermansjah menuturkan pihaknya tengah berupaya menyelesaikan target pembangunan 2.800 kilometer fiber optik di sepanjang jalur kereta api (KA) di Pulau Jawa. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada tahun ini.
Dia menyebut, saat ini pembangunan jaringan serat optik itu baru selesai sepanjang 400 km. Lokasinya berada di ring 1 dari jalur Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, Padalarang, maupun Cikampek.
"Kira-kira September atau Oktober itu ring 2 yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, ring 3 Jawa Tengah, ring 4 Jawa Timur. Itu September akhir sehingga total 2.800 km," ujarnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, melihat kebutuhan internet ke depan akan sangat besar, Surge sebenarnya merencanakan pembangunan fiber optik sepanjang 5.600 km di samping rel KA di Pulau Jawa.
Namun begitu, untuk tahap awal pada 2022 ini, pembangunan fiber optik baru akan dilakukan sepanjang 2.800 km yang akan melewati 438 stasiun KA aktif.
Adapun kelebihan membangun jaringan serat optik di sepanjang jalur KA, tutur Hermansjah, adalah karena lokasinya yang steril. Artinya, tidak ada aktivitas atau kegiatan yang akan menganggu konektivitas jaringan sehingga kualitasnya lebih andal dan jarang putus.
Kelebihan lainnya, imbuhnya, adalah jalurnya yang melewati kota-kota besar dan menjangkau populasi padat sehingga bisa dianggap sebagai target pasar yang menggiurkan.
"Jadi untuk menyongsong ini kami membangun kapasitas [fiber optik] 144 cores. Ini sangat besar. Kapasitas yang kami pasang kami bisa mengirimkan data hingga 64 Tbps. Ini cukup untuk menyongsong kapasitas hingga lima tahun ke depan," tutupnya.