Satelit Multifungsi Kemenkominfo Bikin Negara Hemat, Kok Bisa?

Rahmi Yati
Senin, 8 Agustus 2022 | 18:34 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan paparannya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR tentang perkembangan persiapan pelaksanaan digitalisasi penyiaran (ASO) di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (16/11/2021)./Antararnrn
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan paparannya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR tentang perkembangan persiapan pelaksanaan digitalisasi penyiaran (ASO) di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (16/11/2021)./Antararnrn
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pengadaan Satelit Multifungsi akan membuat anggaran negara jauh lebih hemat dan efisien di masa depan.

Menurutnya, makin besar kapasitas satelit makin efisien biaya yang dikeluarkan dan bisa dihemat per Mbps-nya. Secara rerata, harga satelit komunikasi komersial sekitar US$400 per Mbps, termasuk kapasitas perangkat darat.

"Namun dengan pengadaan satelit multifungsi Kominfo, biaya per Mbps mampu ditekan sampai di bawah US$45 per Mbps termasuk perangkat teristerial," kata Johnny saat konferensi pers di kantornya, Senin (8/8/2022).

Dengan begitu, dia menyatakan pembangunan satelit yang saat ini tengah diupayakan Kemenkominfo akan memberikan efisiensi luar biasa. Bahkan, harga per Mbps satelit yang saat ini digunakan untuk pemanfaatan pemerintah hampir 1/10 dari yang biasa dibiayai dulu.

"Ini pilihan teknologi yang seperti ini akan memberi dampak terhadap efisiensi dalam pemanfaatan dan penurunan keuangan negara," tuturnya.

Sebelumnya, dia mengatakan Indonesia membutuhkan setidaknya 1 Tbps kapasitas satelit sampai dengan 2030. Saat ini, baru terdapat 8 satelit untuk kebutuhan telekomunikasi nasional dengan kapasitas total 50 Gbps.

Dari jumlah itu, dia menyebut 27 Gbps-nya digunakan oleh sektor pemerintah sehingga memang membutuhkan dana yang cukup besar untuk menghadirkan layanan tersebut.

"Sisanya digunakan untuk sektor privat telekomunikasi," ucap Johnny.

Maka dari itu, dia menegaskan bahwa saat ini pemerintah tengah menyiapkan dua high throughput satellites (HTS) yang sedang diproduksi dengan kapasitas 2x150 Gbps atau 300 Gbps (6 kali kapasitas satelit yang ada saat ini).

Adapun pada kuartal I/2023, rencananya akan diluncurkan satu satelit dengan kapasitas 150 Gbps dari Amerika Serikat. Sedangkan satunya lagi yakni satelit dari Eropa akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun depan dengan kapasitas yang sama.

"Selain dua HTS tersebut, Kemenkominfo juga baru-baru ini telah memberikan Hak Labuh [Landing Right] pada satelit Low Earth Orbit [LEO] dari Starlink. Ada juga opetator lain seperti One Web yang saat ini sedang kami evaluasi yang juga berkeinginan memberikan layanan infrastruktur tulang punggung kita," imbuh Johnny.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper