Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai dalam kurun waktu 5 tahun peran bandwidth akan digantikan oleh satelit low earth orbit (LEO).
Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan saat ini Indonesia dalam mengaplikasikan bandwidth masih dengan cara tradisional, seperti memakai fiber optic, BTS seluler untuk mobile broadband, dan asymmetric digital subscriber line (ADSL).
"Nah ini bakal tersaingi, kurang lebih 5 tahun lagi, bandwidth akan tergantikan dengan satelit low earth orbit. Ini juga akan menganggu ekosistem telekomunikasi," ujarnya dalam Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook 2022, Rabu (3/8/2022).
Sarwoto juga menjelaskan saat ini bandwidth diasumsikan selalu ada, akan tetapi sebenarnya bandwidth ini mempunyai tantangan yang besar.
Pertumbuhan infrastrukturnya merupakan tantangan utama, jika menginginkan pertumbuhan telekomunikasi mencapai rata-rata 20 persen, maka pertumbuhan konsumsi untuk bandwidth bisa menjadi 2 kali lipat.
"Jadi dengan harga yang sudah dipatok yaitu 0,3 persen dari PTP, masa konsumsi di 2022 ini per kapitanya menjadi 6 sampai 8 beat. Dan kalau diinginkan naik 25 persen harus siapkan 8 sampai 16 beat," jelasnya.
Maka dari itu Mastel menginginkan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan legislator untuk mulai memperhatikan perkembangan telekomunikasi di Indonesia, jika pemerintah masih menginginkan pertumbuhan ekonomi digital sebanyak US$400 miliar pada 2025.
"Harus saling bahu membahu untuk bandwidth ini, terlebih saat ini operator sudah mulai berkurang. Dari sebelumnya 11 operator saat ini hanya 9. Ke depannya mungkin hanya 5-8 operator," tutupnya.