Aksi Merger Akuisisi Industri Telekomunikasi Menarik Investasi Asing

Thomas Mola
Rabu, 23 Februari 2022 | 13:54 WIB
Ilustrasi aksi korporasi, termasuk merger dan akuisisi/Freepik.com
Ilustrasi aksi korporasi, termasuk merger dan akuisisi/Freepik.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Maraknya merger pada perusahaan telekomunikasi diharapkan dapat mendorong industri telekomunikasi berkembang ke arah positif. Selain itu, merger dan akuisisi juga dapat menarik minat foreign direct investment (FDI).

Mohammad Ridwan Effendi, Ketua Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro, STEI-ITB mengatakan bahwa pertumbuhan pengguna Internet di Tanah Air sangat tinggi dan meningkatkan produktivitas masyarakat.

Operator telekomunikasi, katanya, memainkan peran penting sehingga harus memiliki fundamental keuangan yang sehat. Kesehatan finansial tersebut dapat tercapai dengan mengurangi perang harga industri telekomunikasi.

Jika operator terus melakukan perang harga, kata Ridwan, secara jangka panjang mereka tak memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen pembangunan jaringannya. Apalagi untuk membangun dan menggembangkan jaringan di daerah non komersial.

 “Merger atau akuisisi akan mengurangi praktik perang harga  layanan  telekomunikasi di Indonesia yang sudah semakin ketat,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (23/2/2021).

Sebagai gambaran, penggunaan Internet broadband terus mengalami peningkatan. Menurut data We Are Social Februari 2022, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia sudah mencapai 370,1 juta atau 133,3 persen dari total populasi.

Dari jumlah 204 juta atau 73,7 persen sudah mengakses broadband Internet. Kecepatan Internet melalui seluler juga mengalami perbaikan menjadi 15,82Mbps.

Ridwan berharap merger atau akuisisi akan menciptakan sinergi yang positif industri telekomunikasi nasional. Hal itu akan berdampak pada kinerja keuangan operator telekomunikasi yang lebih baik.

Dia menuturkan merger Indosat H3I akan mengurangi praktik perang harga yang selama ini masih terjadi. Meski jumlah operator seluler berkurang, tetapi merger Indosat H3I ini tidak menciptakan industri telekomunikasi yang oligopoli karena masih menyisakan 4 operator selular.

 Di sisi lain, akuisisi Link Net oleh XL, kata Ridwan, akan memberikan sinergi yang positif antar dua operator telekomunikasi yang memiliki izin yang berbeda. XL sebagai penyelenggara mobile broadband, sementara Link Net adalah operator fixed broadband yang memiliki jaringan fiber optik yang besar serta memegang lisensi jaringan tetap lokal (Jartab Lok).

Menurutnya,  akuisisi Link Net oleh XL akan melengkapi bisnis yang selama ini sudah dimiliki XL sehingga nanti XL bisa menjadi penyedia layanan IPTV seperti Telkom Group.

 “XL ingin seperti Telkom Grup yang memiliki bisnis yang sangat lengkap. Mereka ingin menjadi operator fixed mobile convergence [FMC]. Dengan adanya layanan 5G, seluruh BTS harus tersambung dengan fiber optik. Bahkan nantinya dengan 5G akan ada layanan fixed broadband wireless access,” tambahnya.

Ridwan melanjutkan perusahaan hasil merger atau akuisisi juga diharapkan dapat mendatangkan investasi baru khususnya dari FDI. Dengan tambahan modal, operator telekomunikasi akan memiliki kemampuan untuk membangun, meningkatkan kualitas layanannya  dan  mengadopsi  teknologi  baru telekomunikasi.

Ridwan tak mengharapkan merger atau akuisisi hanya dijadikan permainan di laporan keuangan saja. Dia mencontohkan pada akuisisi Link Net, XL menggandeng Axiata Bhd untuk masuk ke Link Net.

"Kita ingin merger atau akuisisi di industri telekomunikasi ada foreign direct investment seperti yang dicita-citakan  Presiden Jokowi. Merger dan akuisisi tak  hanya di atas kertas saja. Kita  menginginkan operator dapat tumbuh dan berkembang. Sebab ketika ada operator yang mati maka yang dirugikan masyarakat dan Negara," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Thomas Mola
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper