Pendapatan Iklan Google Alphabet Melonjak

Nabila Dina Ayufajari
Rabu, 2 Februari 2022 | 19:51 WIB
Google mencatatkan pendapatan iklan yang melonjak/ANTARA
Google mencatatkan pendapatan iklan yang melonjak/ANTARA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Alphabet melonjak hampir 9 persen pada Selasa malam. Peristiwa ini mengangkat kapitalisasi pasar kembali menjadi sekitar $2 triliun karena lonjakan dari pendapatan iklan. 

Sementara itu, Induk Google juga mengumumkan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:20. Hal ini tentu saja menambah antusiasme pasar saham, sebab stock split membuat investor ritel menjangkau saham tersebut.

Pendapatan Alphabet naik 32 persen pada kuartal IV/2021. Pertumbuhan pendapatan ini bisa dibilang tidak setinggi kuartal sebelumnya. Namun, analis memperkirakan pendapatan Alphabet bisa mencapai US$3 miliar.

Kini Wall Street telah bersiap untuk perlambatan pertumbuhan pada 2022, karena Google menghadapi perbandingan yang lebih sulit dengan kinerja kuartalan yang dilaporkan pada 2021. Sebagian besar analis mengantisipasi pertumbuhan pendapatan untuk tahun ini akan turun menjadi 17 persen.

Namun, lonjakan pendapatan pada akhir tahun mendorong pemikiran ulang yang tergesa-gesa. Eksekutif Google memberikan komentar yang luar biasa bullish tentang keadaan bisnis iklan perusahaannya, seperti yang dilansir dari Financial Times pada Rabu (2/2/2022).

Sundar Pichai, Chief Executive, mengatakan periode akhir tahun 2021 telah menjadi kuartal yang sangat baik untuk bisnis iklan. Sementara itu, Ruth Porat, Chief Financial Officer, menunjuk pada kekuatan pengiklan berbasis luas dan aktivitas online konsumen yang kuat.

Bisnis ‘pencarian inti’ Google meraih sorotan karena telah mencatatkan lonjakan pendapatan 36 persen dari tahun sebelumnya menjadi $43,3 miliar. Philipp Schindler, Chief Business Officer, mengatakan kinerjanya didongkrak oleh serangkaian peningkatan kecerdasan buatan yang meningkatkan efektivitas yang mendasari iklan perusahaan.

Selain itu, “Internet Group juga telah diisolasi dari pengaruh perubahan privasi iPhone Apple terhadap perusahaan periklanan digital lainnya,” kata Scott Kessler, seorang analis di Third Bridge.

Namun, kekhawatiran bahwa standar privasi yang lebih ketat pada akhirnya dapat memengaruhi efektivitas iklan Google dan merugikan bisnisnya. 

Pekan lalu, perusahaan tunduk pada keluhan privasi dan mengatakan akan membatalkan sistem yang diusulkan untuk diadopsi sebagai pengganti cookie iklan. Hal ini membuat beberapa industri khawatir bahwa penargetan iklan Google akan menjadi kurang efektif. 

Jika perubahan minggu lalu mengikis keunggulan data perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya, maka tidak ada jaminan Google akan terus memiliki pangsa pasar raksasa di masa depan, berdasarkan pandangan Arun Kumar seorang Chief Data and Privacy di Advertising Group IPG.

Untuk sekali ini, bisnis YouTube dan Google Cloud yang lebih kecil ditempatkan di bawah naungan mesin iklan pencariannya yang besar. Pertumbuhan YouTube turun menjadi 25 persen dibandingkan dengan 43 persen pada kuartal ketiga, sedangkan pendapatan Google Cloud tumbuh 45 persen.

Porat mengatakan Google menghadapi perbandingan yang sulit dengan tahun sebelumnya ketika brand iklan mereka melonjak.

Lonjakan pendapatan juga mendorong pendapatan pada kuartal terakhir jauh di atas perkiraan. Laba per saham naik 38 persen menjadi $30,69, dibandingkan dengan ekspektasi $27,32, sedangkan laba bersih naik 36 persen menjadi $20,6 miliar.

Pada hari Selasa, market rally menambah rebound yang telah melihat saham Google melonjak 18 persen sejak awal pekan lalu. Pemulihan ini telah menempatkan mereka dalam 1 persen dari rekor tertinggi bulan November, walaupun ada koreksi tajam pada saham teknologi tahun ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper