Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengamat memperkirakan akan segera muncul 1-2 startup dari sektor agritech yang menyandang status unikorn.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menyebut, di sektor agritech masih banyak peluang bisnis yang bisa dimaksimalkan.
"Untuk itu, tidak akan mengagetkan jika ada 1-2 unikorn yang akan muncul dari sektor tersebut, peluangnya besar" ujarnya, Kamis (13/1/2022).
Menurut Dianta, masalah utama startup agritech adalah kurangnya kemampuan menjaga pasokan dan kualitas produk. Termasuk kualitas SDM di sektor agrikultur.
Dianta mengatakan, peluang startup agritech mendapatkan dana masih cukup besar tahun ini. Namun hal itu juga tergantung pada konsistensi para startup menjalankan bisnisnya, sehingga benar-benar berdampak pada para petani dan petambak.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut, startup agritech terus berkembang walaupun tidak secepat sektor lain. Tahun ini eFishery berani menargetkan kenaikan 3 kali lipat dari pencapaian nya di 2021.
"Apabila target ini tercapai maka predikat unikorn akan bisa di capai di tahun ini juga," ujarnya.
Sebagai informasi, salah satu yang digadang-gadang menjadi startup lokal pertama dari agritech adalah eFishery. dikutip dari siaran pers pada Selasa (11/1/2022), perusahaan rintisan di sektor agritech, eFishery, mengumumkan pendanaan seri C senilai US$90 Juta, yang merupakan pendanaan terbesar di dunia yang diperoleh perusahaan rintisan di bidang teknologi akuakultur.
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India, dengan partisipasi dari investor lainnya yaitu the Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners.
Sejak didirikan tahun 2013, ribuan smart feeders telah digunakan dan melayani lebih dari 30.000 pembudidaya dari 24 provinsi di Indonesia. Di puncak pandemi, eFishery meningkatkan jaringannya sepuluh kali lipat sejak Desember 2020, dan memperkuat adopsi layanan penjualan pakan serta ikan hasil budidaya.
Hingga saat ini, lebih dari 7.000 pembudidaya telah didukung oleh layanan ini, dengan total pinjaman yang disetujui melebihi 400 miliar rupiah. Selain itu, Fishery berambisi untuk mengakuisisi 1 juta pembudidaya dalam waktu 3-5 tahun ke depan.
Sejak pendanaan terakhirnya, eFishery telah meningkatkan jumlah karyawannya tiga kali lipat, dengan total karyawan saat ini mencapai lebih dari 900 orang. Perusahaan tersebut juga menargetkan untuk merekrut 1.000 karyawan baru tahun ini, tidak hanya untuk menciptakan dampak di industri akuakultur Indonesia, tetapi juga untuk menaklukkan pasokan akuakultur global.
Menurut pantauan Bisnis, Jumat (24/9/2021), eFisehry selama 3 tahun ke depan akan mencoba ekspansi ke luar negeri. Negara-negara yang akan menjadi tujuan eFishery antara lain, Vietnam, Thailand, China, India, Bangladesh, Malaysia, Jepang, Filipina dan Korea Selatan.