Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan modal ventura menilai daya tembus e-commerce ke pelosok perdesaan masih rendah karena tingkat kepercayaan masyarakat yang belum terbangun.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut, pada 2021 e-commerce baru mampu menjangkau 20 persen atau bahkan lebih kecil dari potensi pangsa pasar pedesaan.
"Kemampuan penetrasi pasar ke perdesaan sudah menjadi agenda banyak startup terutama pemain e-commerce dan last mile commerce dengan berbagai acam model bisnis dan pola distribusi," ujarnya, Senin (10/1/2022).
Menurut Edward, salah satu faktor terbesar adalah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap transaksi di platform e-commerce. Untuk itu diperlukan edukasi untuk meyakinkan penduduk desa akan kemanan dan kepastian transaksi di e-commerce.
Edward mengatakan rendahnya tingkat kepercayaan tersebut membuat masyarakat desa lebih memilih transaksi atau membeli barang melalui aplikasi media sosial.
Guna mengatasi hal tersebut, e-commerce harus menunjuk agen dan reseller di masing-masing daerah sehingga bisa menjadi perpanjangan dagang el dalam melakukan edukasi dan transaksi.