Bisnis.com, JAKARTA — Sea Ltd berhasil melampaui estimasi pasar untuk pendapatan kuartalan berkat permintaan yang kuat dalam bisnis e-commerce Shopee dan divisi permainannya.
Permintaan yang kuat terhadap dua divisi tersebut menyebabkan saham perusahaan meningkat 19% dari perdagangan awal.
Aplikasi Shopee yang populer di Asia Tenggara dan Taiwan melihat adanya permintaan konsumen yang kuat.
Hal tersebut berkat upaya perusahaan dalam menawarkan harga kompetitif, serta meningkatkan pengalaman pelanggan yang beberapa dari caranya adalah dengan memperkenalkan live streaming dan minigames dengan hadiah yang dapat ditukarkan.
Pendapatan dari unit e-commerce Sea Ltd melonjak 33,7% YoY menjadi US$3,8 miliarpada kuartal April-Juni.
Sementara itu, nilai barang dagangan kotor (Gross Merchandise Value/GMV) Shopee naik 28% menjadi US$29,8 miliar.
Baca Juga Shopee Balap Amazon hingga TikTok Shop Usai Andalkan SPX Express, Bagaimana Posisi di Indonesia? |
---|
Pertumbuhan GMV tahunan Shopee tersebut diakui oleh pihak perusahaan “melebihi ekspektasi”, yang sebelumnya hanya diperkirakan meningkat sebesar 20%.
Untuk unit hiburan Sea Ltd, pendapatan mereka naik 28,4% menjadi US$559,1 juta. Segmen tersebut menaungi pengembang dan penerbit game online, Garena, yang dikenal luas dengan game tembak-menembak selulernya, Free Fire.
Garena melaporkan kenaikan 17,8% dalam jumlah pengguna yang membayar dan kenaikan 23% dalam pemesanan pada kuartal Juni.
Menanggapi hal-hal tersebut, CEO Sea Ltd, Forrest Li, mengklaim perusahaannya telah menghasilkan pertumbuhan yang kuat, serta optimis akan menghasilkan “tahun yang hebat”.
“Perusahaan kami telah mencapai tahap untuk dapat mengejar peluang pertumbuhan sekaligus meningkatkan profitabilitas,” jelas Forrest Li, dilansir Reuters, Rabu (13/08/2025).
Selain Shopee dan Garena, lengan produk keuangan digital Sea, yang menaungi aplikasi Monee juga melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 70% menjadi US$882,8 juta atau Rp14,3 triliun.
Sea Ltd yang berkantor pusat di Singapura melaporkan total pendapatan kuartal kedua sebesar 38,2% menjadi US$5,26 miliar atau Rp85,4 triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui perkiraan sebesar US$4,98 atau Rp80,8 triliun (Kurs: Rp16.000), menurut data yang dikumpulkan LSEG. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)