Bisnis.com, JAKARTA - Gojek dan Grab sebagai startup yang bermain di sektor transportasi dan memiliki kontribusi pada pemakaian bahan bakar fosil diharapkan bisa merambah ekonomi hijau.
Pengamat dan peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan Gojek dan Grab dapat mulai merambah ekonomi hijau melalui beberapa tingkatan atau tahapan. Tahapan paling awal dan penting adalah penggunaan kendaraan yang lulus uji emisi karbon terlebih dahulu.
"Core bisnis mereka adalah di transportasi online yang masih banyak menggunakan bahan bakar fosil, sehingga penting untuk menggunakan kendaraan yang lolos uji emisi," ujarnya, Rabu (27/10/2021).
Menurutnya, langkah itu penting karena untuk menakar seberapa besar komitmen platform dan mitra dalam penerapan ekonomi hijau. Jika ada kendaraan mitra yang tidak lulus uji emisi harus diberikan imbauan hingga tindakan yang tegas.
Selanjutnya, Grab dan Gojek juga harus mendukung perkembangan industri kendaraan listrik baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Baginya, industri kendaraan listrik saat ini tengah berkembang pesat di level global, sehingga Grab serta Gojek harus bisa memanfaatkan itu, sehingga ekonomi hijau tidak melulu berarti program tanam pohon.
Huda menuturkan penggunaan sepeda listrik oleh Grab dan Gojek termasuk salah satu upaya untuk lepas dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Terkait dengan pendanaan, dia menyebut jika upaya transformasi menuju ekonomi hinau dilakukan secara bertahap, maka investor akan masuk dengan sendirinya. Terlebih, ekonomi hijau merupakan agenda global yang mendorong investor-investor kelas kakap, hingga dermawan kaya di dunia turut berpartisipasi.
Kendati demikian, Huda melihat upaya nasional untuk beralih ke ekonomi hijau memang masih jauh. Apalagi jika targetnya adalah pemakaian bahan bakar ramah lingkungan dari hulu hingga hilir.
Menurut Huda dari sisi hulu ada persoalan terkait penggunaan batubara sebagai bahan bakar utama PLTU. Sementara, pasokan listrik Indonesia mayoritas berasal dari PLTU, bahkan hingga kini PLTU masih diproyeksikan untuk terus dibangun.