Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah startup logistik di Indonesia kian bertambah seiring maraknya tren belanja di e-commerce. Sejumlah pemain seperti Iruna, Paxel, dan Expedito turut menambah jajaran startup logistik.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan jika populasi startup logistik di Indonesia sebenarnya masih minim.
“Malah menurut saya startup logistik kita masih kekurangan, perlu banyak jumlahnya. Saat ini hanya beberapa jasa logistik saja yang namanya dikenal baik oleh publik,” katanya pada Bisnis.com, Kamis (23/9/2021).
Berdasarkan survei We Are Social pada April 2021, 88 persen pengguna internet di Indonesia memakai layanan e-commerce. Kemudian, startup logistik bertumbuh seiringan dengan tumbuhnya tren belanja online di e-commerce.
Tesar menyarakan agar beberapa daerah harus memiliki jagoan logistiknya sendiri. Untuk menjadi startup logistik tidak harus level nasional, tetapi juga bisa untuk tingkat kota atau provinsi.
Menurutnya, jika tarif yang ditawarkan tidak mahal, maka startup logistik akan mudah menjangkau pasar. Tren bakar uang kerap menjadi andalan para startup untuk menggaet pasar, tetapi jika sering dilakukan akan membuat kerugian bagi perusahaan.
Dia berpendapat startup logistik harus punya strategi yang kuat untuk bersaing. Salah satunya adalah dengan memperkuat infrastruktur logistiknya sendiri atau menjalin kerja sama dengan pihak yang terkait.
“[Startup logistik] tumbuhnya pesat semenjak gaya hidup masyarakat berpindah dari offline ke online. Bisnisnya akan terus tumbuh," ujarnya.
Terlebih, kata dia, wilayah Indonesia yang berupa kepulauan dan luas membuat peluang bisnis logistik semakin besar.