Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) terus mempersiapkan diri perihal pengadaan set top box, di sisa 8 bulan terakhir menjelang analog switch off (ASO) tahap 1 pada 30 April 2022.
Perangkat kecil berbentuk kotak itu dibutuhkan agar televisi dapat menerima siaran digital, saat siaran analog dimatikan.
Direktur Corporate Secretary MNC Group Syafril Nasution mengatakan saat ini perseroan sedang melakukan seleksi terkait pengadaan STB.
MNC merupakan salah satu penyelenggara multipleksing, yang memiliki kewajiban untuk menyediakan STB bagi masyarakat miskin atau tidak mampu.
“MNC sedang dalam seleksi vendor,” kata Syafril kepada Bisnis, Sabtu (12/9).
Adapun mengenai tahapan yang bakal ditempuh setelah seleksi vendor, Syafril belum bercerita banyak. Dia hanya mengatakan masih menunggu jadwal dari Kemenkominfo.
Sementara itu, Director and Corporate Secretary PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) Neil R. Tobing mengatakan untuk ASO tahap I pada April 30 2022, induk dari ANTV dan TvOne itu masih dalam pengadaan.
Viva sebenarnya telah membeli dan siap mendistribusikan jika ASO tahap I digelar pada 17 Agustus 2021, namun karena ASO diperpanjang dan jumlah kabupaten/kota meningkat pesat, hingga 11 kali lipat karena tahap 1, 2 dan 3 digabung, maka Viva harus menambah STB untuk didistribusikan.
“Siap untuk yang ASO 17 Agustus kemarin. Untuk 30 April sedang proses pengadaan,” kata Neil.
Lebih lanjut mengenai metode distribusi STB, kata Neil, bisa dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan PT Pos Indonesia.
“Nama penerima akan diinfokan Kemenkominfo setelah harmonisasi data dengan BPS dan Kemensos,” kata Neil.
VP Corporate Secretary SCTV Gilang Iskandar mengatakan dalam hal distribusi STB, lembaga penyiaran tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi melalui koordinasi dengan Kemenkominfo, supaya tepat sasaran.
Sejauh ini, ujarnya, Kemenkominfo sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial di provinsi, kabupaten,kota terkait Daftar Penerima STB yaitu kelompok masyarakat yang memang perlu dibantu STB.
Dia juga mengatakan Kemenkominfo sudah rapat bersama dengan Lembaga penyiaran, dinas sosial, produsen STB dan PT Pos Indonesia mengenai berbagai alternatif mekanisme distribusi, terutama dalam kondisi pandemi Covid 19 seperti sekarang.
“Bisa saja beberapa model mekanisme digunakan sekaligus mengingat kondisi di tiap wilayah berbeda satu sama lain,” kata Gilang.
Merujuk data komitmen STB hasil seleksi LPS penyelenggara multipleksing 2012-2014, terdapat 8,7 juta STB yang menjadi komitmen LPS untuk didistribusikan kepada masyarakat di 12 wilayah siaran.
Wilayah tersebut antara lain, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kepulauan Riau, Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.
Dari jumlah tersebut, PT Banten Sinar Dunia Televisi (BSTV) menjadi LPS dengan komitmen distribusi STB terbesar yaitu 3 juta STB. PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) tercatat sebanyak 2 juta STB dan MNC Group sebanyak 1,72 juta STB.
Kemudian, Emtek Group sebanyak 1,47 juta STB, PT Rajawali Televisi (RTV) sebanyak 500.000 STB, Viva Group sebanyak 36.282 STB, dan Transmedia Group sebanyak 16.000 STB.