Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan antar platform pembayaran digital diperkirakan makin sengit seiring dengan meningkatnya tingkat adopsi digital masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan survei Kadence International Indonesia, terdapat 5 platform yang terlihat mendominasi yakni OVO memimpin dengan kontribusi 31 persen, lalu disusul GoPay (25 persen), ShopeePay (20 persen), DANA (19 persen), dan LinkAja (4 persen).
Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira mengatakan persaingan industri dompet digital tersebut akan berlanjut fluktuatif karena masih akan ada pesaing-pesaing baru yang datang.
“Saat ini para e-commerce yang memiliki pembayaran digital semakin meningkat. Kemudian, hadirnya bank-bank digital baru. Setelah adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan [POJK] terkait dengan bank digital maka akan banyak masuk ke sistem pembayaran digital,” katanya pada Bisnis, Rabu (1/9/2021).
Bhima juga menjelaskan dengan masuknya era bank digital, akan ada persaingan feedback dari pembayaran digital itu sendiri.
Kemudian, persaingan yang dinamis juga akan muncul karena beberapa perusahaan rintisan pembayaran akan melakukan Initial Public Offering (IPO).
Menurutnya, perusahaan dompet digital yang saat ini tengah melakukan promo dan diskon terus menerus bisa lebih mengintegrasikan layanannya. Misalnya untuk platform pelayanan kesehatan atau pendidikan.
Namun, tren ini kini sudah mulai masuk warung-warung informal sehingga belanja di warung bisa menggunakan dompet digital. Dengan kata lain, semakin luas jaringan dompet digital tersebut, maka perusahaan itulah yang akan memenangkan kompetisinya.
“Bukan hanya diskon nanti persaingannya, tapi kerja sama dengan pemain lain,” tutup Bhima.