NASA Kembali Coba Alihkan Asteroid yang Berpotensi Tabrak Bumi

Janlika Putri Indah Sari
Rabu, 18 Agustus 2021 | 11:48 WIB
Batuan luar angkasa asteroid
Batuan luar angkasa asteroid
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — NASA kembali mencoba membelokkan asteroid yang mengarah ke bumi.

Pada Mei 2021 lalu, NASA dan yang lainnya melakukan latihan besar-besaran untuk mencoba melihat seberapa siap umat manusia untuk melawan ancaman dampak asteroid.

Dan kesimpulannya, adalah manusia masih jauh dari siap saat ada kemungkinan besar asteroid mencapai titik nol dekat bumi. Tidak banyak yang bisa dilakukan manusia untuk itu.

Dilansir dari autoevolution, Rabu (18/8/2021) menurut NASA asalkan asteroid tidak menabrak bumi di masa mendatang, manusia punya waktu untuk bersiap-siap. Maka kini dikerahkan langkah-langkah untuk membelokan Asteroid.

Mengingat bagaimana menggunakan perangkat nuklir untuk melenyapkan ancaman sebenarnya bukan pilihan saat ini, NASA sedang bekerja keras mencoba melihat apakah defleksi bisa menjadi solusi.

Selama dua tahun terakhir, NASA telah mengerjakan sesuatu yang disebut Uji Pengalihan Asteroid Ganda.

Proyek tersebut tentang pesawat ruang angkasa yang akan melaju dengan kecepatan tinggi menuju asteroid biner Didymos yang menabraknya. Pesawat tersebut akan diamati apakah dapat mengubah arah asteroid agar tidak menuju planet bumi.

Pembaruan terbaru pada DART memberi tahu bahwa pesawat ruang angkasa baru saja menerima susunan surya (disebut Roll-Out Solar Arrays, atau ROSA) yang akan menggerakkannya menuju target langitnya, dan kamera Didymos Reconnaissance and Asteroid Camera for Optical (DRACO) yang akan daftarkan saat-saat sebelum dipakai. Jadi saat ini penelitian tersebut sedang menyiapkannya untuk pengujian sistem akhir.

DART akan diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base November ini. Kemudian akan melakukan perjalanan melalui ruang angkasa selama sepuluh bulan

Menurut NASA, pesawat ruang angkasa itu seharusnya menabrak bagian yang lebih kecil dari asteroid biner Didymos dengan kecepatan 15.000 mph (24.140 kph). Itu akan secara efektif mengubah DART dan peralatan yang dikemasnya menjadi debu, sehingga cara pengamatan lain akan diperlukan.

Untuk itu, teleskop di Bumi akan dilatih di asteroid. Sementara itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) akan mengirim dua satelit kecil ke sana pada 2026 untuk menyaksikan efek fenomena tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper