Bisnis.com, JAKARTA - Pembahasan merger antarpemegang saham PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat Tbk. (ISAT) diperkirakan masih akan terjadi. Pembahasan bakal berkutat ihwal kesepakatan modal yang akan digelontorkan masing-masing perusahaan.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan pembahasan merger Tri dan Indosat menyisakan satu hari. Masing-masing pemegang saham - CK Hutchison Holdings dan Ooredoo Asia Pte Ltd - harus sudah memiliki keputusan sebelum 30 Juni 2021.
Tesar berpendapat negosiasi antara Tri dengan Indosat akan berujung pada 2 hal yaitu, memperpanjang masa negosiasi lagi atau batal. Adapun, peluang untuk memutuskan merger pada 30 Juni, tidak terlalu besar.
Permasalahan pembahasan keduanya akan berkutat pada seberapa besar Indosat berani mengeluarkan modal bagi Tri.
Dia berpendapat dari sisi Tri, yang dibutuhkan dari merger tersebut adalah modal. Dia menduga salah satu dari pemegang saham Tri, ingin keluar dari perusahaan tersebut.
“Pemegang saham yang ada ingin exit dari Tri, itu yang saya lihat,” kata Tesar, Selasa (29/6/2021).
Sekadar informasi saat ini terdapat Tri memiliki tiga pemegang saham. Mayoritas kepemilikan Tri atau sebesar 66 persen dipegang oleh CK Hutchison Asia Telecom. Kemudian PT Tiga Telekomunikasi memegang 33 persen dan Cyber Acces Communication memegang 1 persen.
Tesar menuturkan dari sisi produk, frekuensi, teknologi, dan segmen pasar keduanya berbeda. Sulit untuk menyatukan dua segmen yang berbeda tersebut. Alhasil, tanpa ada kesepakatan modal, merger sulit terealisasi.
“Tri secara bisnis sudah jalan meski tidak terlalu besar. Dia punya segmen khusus yaitu anak muda, pencinta gim dan video,” kata Tesar.
Untuk diketahui, pada Mei 2021, Tri mengeklaim telah memiliki pelanggan sebanyak 39 juta pelanggan. Jaringan Tri juga sudah tersebar di 37.000 desa/kelurahan dengan mengoperasikan kabel serat optik sepanjang 16.000 kilometer.